TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

27 December 2008

Tulisanku

KADO AKHIR TAHUN 1429 H

 

Alhamdulillah, Akhir 1429 H ini membuat sejuta kenangan buat saya. Masih teringat pada tanggal 23 Desember yang lalu, saya masuk ke tempat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) di Gedung Diklat Universitas Negeri Makassar sebagai bagian dari dari persyaratan peserta sertifikasi guru yang tidak lulus melalui penilaian portofolio. (Nilai portofolio saya, kurang dari 850, meski perkiraan saya lebih dari itu)

Kegiatan PLPG berlangsung dari tanggal 23 s.d. 31 Desember 2008. Tapi tahukah anda? Tanggal, 24 Desember 2008, saya menerima kabar dari Sengkang. Katanya saya LULUS pada ujian CPNS 2008 sebagai Guru Biologi SMA. Alhamdulillah, disaat berada ditempat diklat saya menerima kabar tersebut. Satu hal lagi, tanggal 26 Desember 2008, lagi-lagi saya finish diurutan ke-7 pada pemilihan guru favorit dan professional "UNTUKMU GURUKU V" 2008 yang dilaksanakan oleh Harian Fajar.

Mimpi apa semalam, tanya Ibu Besse kepada saya saat menelepon. Begitupun dengan banyaknya SMS ucapan selamat kepada saya. (terima kasih, dan mohon maaf jika SMSnya tidak terbalas)

Ini sebuah hikmah sekaligus Kado Akhir Tahun 1429 H buat saya. Atau mungkin saja ini kada ulang tahun hijriyah saya. (7 Muharram).

Terima Kasih yaa Allah atas karunia-Mu ini. Kepada-Mu aku bersujud dan meminta pertolongan

 

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM, 1430 H

SEMOGA "YESTERDAY IS MEMORY TODAY IS REALITY TOMORROW IS HOPE"

Dan MARI KITA MENGINTROSPEKSI DIRI UNTUK PERBAIKAN POLA PIKIR DAN TINGKAH LAKU MENUJU MASYARAKAT YANG TAHU DIRI

 

26 December 2008

Advertorial

Teriring do'a dan ucapan terima kasih, saya sampaikan kepada seluruh warga Kampus Cemara SMAN 1 Maniangpajo, Alumni SMAN 1 Maniangpajo, Warga Kecamatan Maniangpajo dan kepada handai taulan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu namanya, atas dukungannya kepada saya sehingga mampu menembus babak 10 besar dalam Ajang Pemilihan Guru Favorit dan Profesional "UNTUKMU GURUKU AWARD V" 2008 yang dilaksanakan oleh Harian Fajar.
 
Prestasi tersebut bukanlah semata prestasi saya, akan tetapi prestasi kita semua. "BERSAMA KITA, YASSIMANIANGPAJORI SMAN 1 MANIANGPAJO KEPUNCAK PRESTASI YANG GEMILANG"
 
Ini merupakan tantangan besar bagi saya untuk berbuat, bekerja, dan berkarya untuk DUNIA PENDIDIKAN.

17 December 2008

Curhatku 2

DUA KALI TERPASUNG DI PROGRAM UNTUKMU GURUKU

 

Sama dengan tulisan yang terkirim sebelumnya, saya awali sebuah kalimat kutipan dari Sang Idola (Amien Rais) "Menyangkut masa depan bangsa, kita tak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu mulai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri?" Inilah melatari saya untuk berjuang menghentikan pemasungan anak negeri (istilah ini sudah saya tulis di tulisan sebelumnya). Untuk menyukseskan perjuangan tersebut, sebuah kapita selekta saya coba ramu (hingga sekarang masih dalam tahap penyusunan/pengetikan). Tulisan tersebut saya beri judul "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI!!!" (terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Mansyur Hamid, M.Pd. yang telah memberikan ilmunya kepada saya, termasuk istilah tersebut lahir dari beliau)

Selasa, 16 Desember 2008, saya tersadar. Ternyata ketika saya merasa telah berjuang untuk menghentikan pemasungan anak negeri, ternyata antara sadar dengan tidak, saya juga telah terpasung. Entah itu disengaja atau tidak, yang jelas pembaca FAJAR baik yang membaca melalui media cetak maupun secara online (pdf.fajar.go.id) menjadi saksi atas ketidak enakan dibaca hasil dukungan siswa. Anehnya, ini yang kedua kalinya terjadi kepada saya.

Kali pertama, terjadi pada penerbitan Fajar, edisi, Jum'at, 28 Nopember 2008. Hasil dukungan saya saat itu, 1,70 dan bercokol diurutan 13, padahal secara kasat mata saat itu saya mestinya berada diurutan 12, melihat yang bercokol diurutan 12 saat itu, memiliki poin dukungan sebesar 1,64 lebih rendah 0,06 dari poin dukungan yang saya miliki.

Kejadian ini, terulang kembali di edisi, Selasa, 16 Desember 2008. Entah apakah saya yang salah melihat, poin dukungan yang saya miliki 3,00. Namun, tetap dinobatkan diurutan 10, padahal poin tersebut, berdasarkan perhitungan saya, lebih tinggi 0,06 poin dari peserta yang ditahtakan diurutan 9, karena memiliki poin 2,94. (mudah-mudahan saya yang saya melihat)

Pemasungan yang terjadi pada diri saya belum saya hitung, ketika saya ke Makassar dua minggu yang lalu membeli fajar di loper koran Tol Reformasi – A.P. Pettarani – Urip Sumoharjo. Saat itu saya membeli fajar dalam keadaan cacat, karena kupon dukungan guru telah digunting sebelum saya beli tanpa sepengatahuan saya (entah siapa yang gunting dan dukungan untuk siapa?)

Saya sadar, nada-nada tulisan saya kali ini berbau cemburu, iri hati, dan cenderung emesional. Tapi, jujur 100% tidak mengarah kesana. Disaat teman-teman peserta yang lain memasang strategi dan berupaya untuk menjadi yang terbaik dalam ajang pemilihan guru favorit dan professional "untukmu guruku" ini, saya jalan apa adanya. "Biarkan Siswa yang Memilih". Saya hanya memasang guntingan fajar di papan pengumuman sembari menuliskan cara dukungan dan mengirim SMS kebeberapa alumni dan teman guru untuk disebarluaskan. Sebab, saya sadar dengan diri saya. Saya hanyalah guru honorer (Non PNS), sementara teman-teman peserta yang lain, sudah berpredikat PNS. Meski demikian siswa dan alumni merespon luar biasa, sehingga saya masih bertahan hingga 15 besar. Saya tidak menyangka, dukungan mereka kepada saya pada ajang untukmu guruku lebih besar ketimbang dukungan mereka yang membawa saya terpilih sebagai guru teladan SMAN 1 Maniangpajo pilihan siswa mengalahkan 5 nominator (termasuk Kepala SMAN 1 Maniangpajo, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Kurikulum, dan 2 guru senior lain) pada hari guru 25 November yang lalu. Dukungan mereka yang sangat besar kepada saya, mungkin karena pembawaan saya yang menganggap mereka adalah saudara. "siswaku adalah saudaraku". Saya menyapa mereka dengan kata sapaan adik, sebaliknya mereka menyapa saya dengan sapaan kakak. (maklum, umur tidak terpaut terlalu jauh (6 – 9 tahun) dan terinspirasi pada kegiatan pramuka, kegiatan ekstrakurikuler yang saya bina selama ini)

Target saya mengikuti ajang "untukmu guruku" di Fajar, hanya demi sekolah yang pernah menempah saya selama 3 tahun, yakni sekolah yang kini menjadi tempat saya mengajar (pulang kampung, kata teman). Saya berharap Nama SMA Negeri 1 Maniangpajo yang pernah mewakili Sulawesi Selatan pada Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2006, tetap diingat oleh warga pendidikan di Sulawesi Selatan. Nama sekolah yang tercantum dibawah foto dan nama saya yang terpajang di Fajar sejak September 2008, saya rasa belum cukup untuk itu semua. Namun, ini salah satu upaya untuk memperkenalkan sekolah.

Cukup ampuh juga sebenarnya. Ternyata kehadiran saya di ajang untukmu guruku juga menjadi ajang reuni buat saya dengan teman SD, teman SMP, teman SMA, teman di S.1, bahkan dengan teman guru se-SulSelBar yang pernah mengikuti workshop/pelatihan bersama saya. Sebagian dari mereka menelepon saya bahkan menyempatkan diri bertandang kegubuk orang tua saya, tempat saya berteduh dan hidup sejak 1984 yang lalu. (maklum, masih bujang. Masih tinggal bersama dengan orang tua).

Target sebenarnya dipenghujung 2008 ini, saya lulus ujian CPNS dan lulus sertifikasi guru (meski harus berjuang di PLPG tahap V, PSG Rayon 24 UNM, 22 s.d.28 Desember 2008) {Mudah-mudahan. Amin}. Kuliah saya di PPs Unismuh Makassar, mudah-mudahan bisa juga saya selesaikan tepat waktu. {sekali lagi, Amin}. Kapita Selekta "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI", bisa juga rampung secepatnya {lagi-lagi, Amin}

Sukses buat Fajar. Terus berkarya untuk pendidikan dan untuk anak negeri. Sukses juga buat guru se-Indonesia, terkhusus kepada peserta untukmu guruku. Sejak September 2008 hingga sekarang, kita bersaing melalui dukungan siswa. Tapi, persaingan tersebut adalah persaingan persaudaraan. Kapal yang kita tumpangi, memang berbeda-beda akan tetapi kita akan tetap bersatu dalam satu dermaga yang sama, yakni dermaga pendidikan.

 

 

Tulisanku

"JANGAN PERNAH BERHENTI MENULIS"
Sebuah Pesan dari Sang Guru

Oleh: Yasser Arafat
(Mahasiswa PPs Unismuh Makassar)

Sebuah pertanyaan yang terucap dari kakak saya menjadi dasar saya menulis artikel ini. Pertanyaan tersebut, katanya titipan dari sosok seorang guru (dosen) saya di STKIP Puangrimaggalatung saat menempuh pendidikan disana. Beliau Ibu Ir. Siswati. Sehari-harinya, beliau berkantor di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo. Pertanyaannya sederhana, "Kenapa Berhenti Menulis?".
Saya tersentak dari lamunan panjang ketika mendengar pertanyaan itu. Kubuka lembaran foto copy artikel tulisanku yang pernah naik cetak di media cetak (Wajo Mesra, Media Defacto, dan Media Sinergi), ternyata benar tulisan terakhirku adalah di Media Sinergi edisi 32, April 2008, meski sebenarnya sebuah puisi "Tana' Wajota'" juga sempat naik cetak di media yang sama pada edisi Agustus 2008. Masih di media yang sama sebuah berita yang saya kirim langsung dari Jakarta Selatan juga naik cetak. Berita tersebut berjudul "Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional Dihelat di Jakarta" naik cetak di edisi 44, Nopember 2008
Saya mencoba mengingat-ingat, judul artikel yang pernah saya kirim ke harian Fajar dan Suara Muhammadiyah (meski tidak pernah lolos naik cetak). Akan tetapi, ingatan saya tertuju pada pesan Sang Guru (Ibu Siswati), 21 Mei 2008 yang lalu "Jangan Pernah Berhenti Menulis" pesannya kepada saya. Pesan tersebut bahkan diulangi sebanyak tiga kali. Alhamdulillah, semangat untuk menulis lahir dari Sang Guru. Terima kasih Ibu.
Saya juga teringat dengan pesan yang sama yang terlontar dari seorang kenalan yang tidak saya tahu namanya. Siang itu, setelah melaksanakan Shalat Dhuhur di Masjid Unismuh Makassar, kami hanya berkenalan dengan mengetahui profesi masing-masing tanpa berusaha untuk mengetahui nama. Saat itu saya perkenalkan diri saya sebagai mahasiswa PPs Unismuh Makassar, sementara dia memperkenalkan dirinya sebagai dosen di Unismuh Makassar, dosen di UIN Alauddin Makassar, dan Pengurus PWI Sulawesi Selatan. Akhirnya, kami bercerita tentang dunia menulis, hingga berpesan kepada saya "Jangan Pernah Berhenti Menulis, Menulis Saja Terus dan Kirim Tulisan Tersebut ke Media Massa, sebelum tulisan sebelumnya diterbitkan". Terima kasih Pak.
Saya sadar, Kesibukan dalam mengerjakan tugas kuliah di PPs Unismuh Makassar ataupun kesibukan jabatan rangkap (guru sekaligus staf TU) yang selama ini saya lakoni di salah satu SMA di Kabupaten Wajo, tidak boleh saya jadikan sebagai alasan untuk tidak menulis. Menjawab dari titipan pertanyaan Sang Guru, tulisan yang hadir di depan pembaca sekarang ini saya persembahkan kepada Ibu Ir. Siswati dan seluruh guru-guru se-Indonesia serta kepada pembaca (semoga Medsi berkenan menempatkan tulisan ini, dilembarannya. Mengingat, saya belum sempat bertemu langsung dengan Ibu Siswati. dan jika berkenan, saya ucapkan terima kasih. Tulisan ini, adalah duta pribadi saya kepada pembaca)
"Jangan Pernah Berhenti Menulis", sebuah pesan singkat tapi sarat akan makna. Berdasarkan data empiris dalam Pikiran Rakyat (2000) bahwa keterampilan menulis Indonesia paling rendah di Asia. Kenyataan ini didukung oleh hasil observasi Alwasilah (1998) bahwa kaum intelektual rendah mutunya dalam menulis.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri jika masih ada beberapa tokoh yang layak diacungi jempol. Sebutlah misalnya Andrea Hirata yang sukses mengorbitkan Tetralogi Laskar Pelangi menjadi buku best seller dipenghujung tahun 2008 ini. Keempat karya dalam tetralogi laskar pelangi adalah #1 Laskar Pelangi, #2 Sang Pemimpi, #3 Edensor, dan #4 Maryamah Karpov.
Dalam Al Qur'an ditegaskan bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali jika orang tersebut tidak mau merubah nasibnya sendiri. berarti manusia sebagai kualifikasi atau penguasa dimuka bumi ini, yang dibekali akal pikiran dan kondisi jasmani - rohani yang sehat oleh Allah. makanya wajib berusaha sesuai bakat dan kemampuannya masing-masing.
Kita tidak bisa membangun apapun didunia ini sebelum kita membangun jiwa kita sendiri. Berhasil apa tidaknya maksud kita itu tergantung kepada keberhasilan hati kita. orang yang putus asa lenyap keberaniannya. karena putus asa adalah sifat dari segala hal yang sangat jahat. kita harus tahu bahwa punggung pedang kalau diasah akan tajam juga, olehnya itu janga berputus asa apalagi menjadi bosan.
Ya ... mengapa kita mesti bosan ? bukankah banyak hal yang bisa dipelajari dan diselidiki, untuk selanjutnya sebarkan melalui tulisan? kita tidak pernah akan kehabisan bahan. ada atom, ada kehidupan didasar laut, ada bunga-bunga liar, ada ruang angkasa, ada puisi, ada musik, dan ada pula gejala-gejala yang terjadi dalam hati dan budi kita pada waktu kita mengalami peristiwa penting dalam hidup kita.
Semakin banyak kita belajar semakin banyak pula hal yang bisa kita ketahui, kurun waktu yang kita miliki terlalu pendek untuk bisa belajar dan mengetahui segala-galanya. kebosanan bukan hanya tidak berguna tetapi patut pula ditertawakan.
Oleh karena itu marilah kita hidup menurut diri kita. percayalah pada diri sendiri, jangan membiarkan orang-orang sekitar kita menjadi atasan kita. Gunakan akal untuk menemukan hal-hal yang ingin kita ketahui. Marilah kita mengerjakan apa saja yang menurut kita sendiri baik untuk kita kerjakan.
Mengakhiri tulisan ini, penulis kembali mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Siswati yang telah membangkitkan semangat menulis saya. Sebagian tulisan yang tidak sempat muncul di media cetak, saya posting di http://www.campus-cemara.blogspot.com
Terima kasih pula saya sampaikan kepada redaksi Media Sinergi, yang telah menyisikan lembaran kosongnya untuk diisi dengan tulisan saya (Beberapa tulisan saya di Medsi, menjadi bahan yang saya ikutkan bersama dengan berkas portofolio saya pada pelaksanaan Sertifikasi Guru 2008). Insya Allah dalam waktu dekat, saya akan mempublikasikan tulisan saya bertajuk "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI". Sebuah tulisan berbentuk kapita selekta yang mengeritik bobroknya pendidikan Indonesia.
Bukankah Prof. M. Amien Rais pernah berkata "Menyangkut masa depan bangsa, kita tak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu mulai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri?". Begitulah kata dari "Sang Idola" diakhiri dengan nada tanya.
Kita semua, pasti tahu jawabnya.

Curhatku 1

Prof. Dr. H. M. Amien Rais dalam bukunya, menyangkut masa depan bangsa, kita tidak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu sampai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri? Hal ini yang memacu motivasi saya untuk berjuang menghentikan pemasungan anak negeri.

Pemasungan anak negeri, memang hanyalah sebuah istilah dari kejahatan terselubung di dunia pendidikan. Kejahatan-kejahatan yang tidak pernah kita rasakan tersebut umumnya bersumber dari pemerintah, guru dan siswa itu sendiri. Banyaknya kebijakan yang tidak bijak dari pemerintah, ketidak profesionalisme guru dan sikap siswa yang cenderung pesimis terhadap masa depannya adalah sebagian kecil dari fenomena kejahatan yang dimaksud.

Saya kagum dengan kisah Ibu Muslimah dalam novel/film Laskar Pelangi. Meski miskin harta namun amat kaya batin dan pahala. Di tengah hidupnya yang serba terbatas, Ibu Muslimah dan sejumlah kolega gurunya di Belitung mampu mengangkat orang-orang yang terjerambab tak berdaya dalam kemiskinan dan mengubahnya menjadi orang-orang yang mandiri dan berguna bagi banyak orang

Olenya itu, guru harus bangkit. Pemasungan anak negeri harus dihentikan. Caranya memegang teguh idealisme guru yang dewasa ini kelihatannya mulai runtuh. Sebagai pendidik kita harus menjaga rasa optimis dan ikut serta menjadi pelita dalam kegelapan. Perbaiki niat, untuk ikhlas mengabdi kepada bangsa dan negara di dunia pendidikan. Sehingga kelak, saya memimpikan guru betul-betul sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Bukan tukang demo seperti yang sering dilakukan oleh beberapa rekan guru yang lain. Bukan pula sebagai tukang cela seperti apa yang pernah terjadi di beberapa daerah, guru mencela pemerintah.

Cara lain, rangkul seluruh anak bangsa. Kita ajak mereka melihat kedepan. Don't Look Back. Utamakan kepentingan umum ketimbang pribadi, dan dahulukan melaksanakan kewajiban sebelum menuntut hak. Kedepan saya tidak ingin melihat, adalagi guru yang demo bahkan mogok hanya karena menuntut hak, sementara kewajibannya terbengkalai. Kedepan saya tidak ingin melihat ada guru yang mengutamakan mengikuti seminar ketimbang masuk mengajar di kelas hanya karena mengejar target agar lulus sertifikasi. Saya ingin sekali melihat guru-guru bangkit dengan jiwa idealisme yang dijunjung tinggi. Jika Prof. Dr. H. Halide telah mencetak seorang Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI, kenapa kita tidak sanggup untuk mencetak Halide yang baru. Camkan, ini sebuah CITA-CITA.

07 December 2008

Advetorial

KELUARGA BESAR KAMPUS CEMARA

SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO

 

Mengucapkan

 

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1429 H

Insert Information

NAMA-NAMA KETUA OSIS SMAN 1 MANIANGPAJO

DARI MASA KE MASA

 

01.   PRIODE 1992/1993     :   RUDI

02.   PRIODE 1993/1994     :   SUDIRMAN MATTI

03.   PRIODE 1994/1995     :   ANDI SUMANGE ALAM

04.   PRIODE 1995/1996     :   DIANA PUSPITASARI

05.   PRIODE 1996/1997     :   JUSRIADI

06.   PRIODE 1997/1998     :   ZAINUDDIN

07.   PRIODE 1998/1999     :   AGUSTUBAIN

08.   PRIODE 1999/2000     :   ARMIGO MELLENG

09.   PRIODE 2000/2001     :   ABDUL RAHMAN

10.   PRIODE 2001/2002     :   RISFIL

11.   PRIODE 2002/2003     :   ANDI KASWAN

12.   PRIODE 2003/2004     :   UMAR SANDI

13.   PRIODE 2004/2005     :   ASMA AMIN

14.   PRIODE 2005/2006     :   SUTRISNO HASTA

15.   PRIODE 2006/2007     :   FREDY RATNA PUTRA

16.   PRIODE 2007/2008     :   MUHAMMAD ARAS

17.   PRIODE 2008/2009     :   JAMAL

 

05 December 2008

Kegiatan Kampus Cemara

LATIHAN KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS

DILAKSANAKAN DI SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO



Sebagai langkah awal dalam menampu kepemimpinan OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo, Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, 5 s.d 6 Desember 2008 di Kampus Cemara SMA Negeri 1 Maniangpajo

Wakil Kepala Sekolah urs. Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus dalam sambutannya ketika membuka pelatihan tersebut mewakili Kepala SMAN 1 Maniangpajo mengungkapkan bahwa sebagai pengurus OSIS, tentunya dialah pemimpin OSIS, makanya pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo dituntut untuk memegang teguh ajaran Ki Hajar Dewantoro Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso. Tut Wuri Handayani. Menurutnya, ketika ajaran ini dipegang teguh, yakin dan percaya kesuksesan dalam memimpin organisasi akan berhasil.

Ketua Panitia, Yustiana mengungkapkan bahwa peserta pelatihan ini adalah seluruh Pengurus OSIS SMAN 1 Maniangpajo periode 2008/2009. sementara fasilitator/pemateri yaitu Mulianandar, S.Pd (Pembina SMAN 1 Keera), Hj. Andi Fatmawati, S.Pd, M.Si (Wakasek Humas SMAN 1 Maniangpajo), Hanaping, S.Pd. (Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Maniangpajo), dan Yasser Arafat (Pembina SMAN 1 Maniangpajo)

Pembina OSIS SMAN 1 Maniangpajo, Arifuddin, S.Pd., berpendapat bahwa kegiatan ini adalah kegiatan wajib pengurus OSIS yang terpilih. Meski telah mengikuti latihan kepemimpinan siswa, namun semua itu harus diulang kembali untuk menyegarkan pikiran mereka dalam bertindak di organisasi. Kuncinya.

Kegiatan Kampus Cemara

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENUAI PROTES GURU SENIOR

Dalam rangka memeriahkan Hari Guru XV, OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan pemilihan guru favorit, guru teladan, guru disiplin, guru simpatik, dan guru teladan. Merupakan sebuah kejutan bagi guru-guru SMA Negeri 1 Maniangpajo, karena kegiatan ini tidak diketahui sebelumnya. Ini sebuah surprise, ungkap Nurdin, S.Pd.
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo dalam pengakuannya pada redaksi www.campus-cemara.blogspot.com, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sengaja dirahasiakan untuk menghindari adanya interfensi dari guru terhadap siswa. Begitupun supaya tidak ada guru yang mengampanyekan dirinya, sehingga hasil yang dicapai murni dari siswa itu sendiri.
Atas pilihan siswa, Siangka Deru, S.Pd. terpilih sebagai guru favorit setelah mengungguli lima nominator lainnya yang terdiri atas Yasser Arafat, S.Pd, Wirna Widhamayanti Syam, Ratnawati, S.Pd, Harri Adriyanto, S.Pd. dan Panangiang, S.Ag.
Sementara itu, Wakasek Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus terpilih sebagai guru disiplin setelah mengungguli Drs. Hamka, Karyawan, S.Pd., Drs. Ambo Ako, Hj. Hamdana, S.Pd. dan Hanaping, S.Pd.
Wirna Widhamayanti Syam dinobatkan sebagai guru idola mengungguli KM. Hasmuliyadi Hasan, Ratnawati, S.Pd, Muhammad Amri, S.Si, dan Nurdin, S.Pd. Lagi-lagi Wirna Widhamayanti Syam terpilih oleh siswa sebagai guru simpatik setelah mengungguli Munawir, S.Pd., Nurdin, S.Pd, KM. Hasmuliadi Hasan dan Nurdin, S.Pd
Pada kategori guru teladan, Yasser Arafat, S.Pd. dinobatkan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Maniangpajo untuk meraih gelar tersebut setelah mengungguli Drs. Jamade, M.Si., Hanaping, S.Pd, Drs. Muhammad Yunus, Abidin Ladju, S.Pd, dan Ratnawati, S.Pd.
Menanggapi hasil tersebut, beberapa guru senior merasa kecewa. Pasalnya yang dipilih oleh siswa sebagia besar adalah guru baru di SMA Negeri 1 Maniangpajo. Nada protespun mencuat. Hanya saja Kepala SMA Negeri 1 Maniangpajo, mengambil langkah cepat menenangkan protes tersebut. Menurutnya, hasil tersebut adalah pilihan siswa, bukan penilaian dari pihak sekolah, ungkapnya.

28 November 2008

Kegiatan Kampus Cemara

PRAMUKA SMAN 1 MANIANGPAJO

GELAR PRAMUKA PELOPOR SAYANG LINGKUNGAN

 

Hari Mananam Pohon yang telah ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 28 November 2008 tidak disia-siakan oleh Anggota Pramuka yang tergabung dalam Ambalan Pattimura – Martha Christina Tiahahu Pangkalan SMA Negeri 1 Maniangpajo menggelar penanaman pohon yang bertajuk "Hijaukan Sekolahku, Pramuka Pelopor Sayang Lingkungan".

Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo, Yasser Arafat menjelaskan kepada redaksi campus-cemara.blogspot.com bahwa tema tersebut, diambil sesuai dengan Tema Sul-Sel Go Green Program Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sebuah momentum untuk memotivasi siswa sadar lingkungan. Menurutnya, pohon adalah pabrik oksigen. Tanpa itu, tidak mungkin ada kehidupan.

Ada beberapa jenis pohon yang ditanam pada satu lahan tidur yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Maniangpajo. Wakasek Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus didaulat untuk menanam pohon pertama kali, dilanjutkan dengan penanaman secara serentak. Menurut Ketua Ambalan Pattimura, Andi Ashadi, sekolah yang memiliki luas sekitar 2 Ha ini, sudah ditanami dengan berbagai macam pohon. Dominan pohon cemara, makanya sekolahnya dijuluki Kampus Cemara. Namun, setelah disurvai, ternyata masih memiliki lahan tidur yang belum pernah diolah. Makanya anak pramuka, memanfaatkan lahan tersebut, senada dengan itu, Ketua Ambalan Martha Christina Tiahahu, Andi Nuraisyah AM juga mengisyaratkan agar lahan tersebut nantinya akan dijadikan lahan percontohan yang dimiliki oleh Pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo.

Selain menanam pohon, Anggota pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo juga mengampanyekan arti pentingnya pelestarian lingkungan kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Maniangpajo. Berbagai macam poster yang berisikan seruan cinta lingkungan ditebar ditempat-tempat strategis di sekolah tersebut. Mulai dari anjuran untuk menanam pohon, membersihan halaman hingga seruan untuk menghindari penggunaan tissu  dan parfum.

Jamal, Ketua OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo yang juga aktif di kegiatan kepramukaan SMA Negeri 1 Maniangpajo, ikut menimpali bahwa tissu suatu saat nanti akan berperan dalam memusnahkan kita di bumi kelak. Menurutnya, bahan dasar tissu adalah kayu. Untuk mendapatkan kayu itu, pasti harus menebang pohon. Wajar jika hingga saat ini, Indnesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%

Yasser, menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia dengan tingkat kelajuan deforestasi sebesar 3,8 juta hektar per tahun, berarti Indonesia kehilangan luas lahan sebesar empat kali luas pulau Bali atau sebesar 300 kali luas lapangan sepakbola setiap jam. Jika angka itu dipertahankan apalagi ditingkatkan maka Indonesia tak lagi memiliki hutan dataran rendah di Pulau Sumatera di tahun 2010 dan hutan di dataran rendah di Pulau Kalimantan tahun 2020.

Sebanyak apa tissu yang kita gunakan sehari dalam keadaan normal? Lanjut Yasser, Diasumsikan penggunaannya adalah 5 sheet (lembar) tissue/hari. Satu pack tissue berisi kurang lebih 20 sheet. Misalkan satu batang pohon berusia 6 tahun bias memproduksi kira-kira 2 pack tissu, maka satu batang pohon tersebut itu akan habis dengan pemakaian seseorang hanya dalam waktu 40 hari saja.

Pemakaian 40 hari/orang bias mengorbankan satu batang pohon yang alur hidupnya mencapai 6 tahun. Itu baru untuk satu orang. Lalu apa yang bisa kita lakukan saat ini? Menurutnya, solusinya bisa dengan ganti tissu dengan sapu tangan. Sapu tangan bisa dipakai ulang pemakaiannya. Kalau sudah kotor tinggal cuci. Sapu tangan yang bersih bisa digunakan lagi. Sementara jika kita menggunakan tissu untuk mengusap peluh, setelah dipakai, tissu bisa langsung dibuang. Makanya mulai migrasi, harapnya. So, let's change our life style now for a better future!!! teriak anggota pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo.

 

27 November 2008

Kegiatan Kampus Cemara

KAMPUS CEMARA,

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL dan OLYMPIADE SAINS

 

Ujian Nasional 2009, masih tertinggal satu semester lagi, namun, SMA Negeri 1 Maniangpajo mulai mempersiapkan siswa-siswinya menghadapi Ujian Nasional melalui pelaksanaan les sore. Wakasek Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus mengungkapkan bahwa, kita tidak mau lagi kecolongan dengan hasil ujian nasional. Olehnya itu, untuk mengantisipasi tingginya angka ketidaklulusan SMA Negeri 1 Maniangpajo tahun ini, persiapan juga harus dilaksanakan secara matang.

Lanjut Yunus, materi yang diberikan oleh Pembina pada pelaksanaan les sore adalah materi yang terkait dengan Ujian Nasional. Pembina yang bertugas untuk membimbing siswa diharap tidak pulang lagi kerumah, karena sudah disiapkan konsumsi seadanya di kantin sekolah.

Siswa Kelas XII menyambut gembira langkah pihak sekolah dengan mempercepat pelaksanaan les sore. Kami takut dengan Ujian Nasional, les seperti ini adalah solusinya, timpal Ayu, siswa kelas XII IPS 1. Sementara itu, mantan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo, Muhammad Aras, berharap, kegiatan semacam ini dilaksanakan secara intensif. Pelajaran kalau pagi, untuk menuntaskan KD (kompetensi Dasar), di les sore ini baru kami dapat pembahasan Ujian Nasional.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Maniangpajo, Drs. Jamade, M.Si. menyampaikan bahwa selain pembahasan soal-soal Ujian Nasional yang diberikan, pihaknya juga berupaya mencari prediksi ataupun bahwa ujian nasional 2009 melalui internet. Prediksi tersebut nantinya akan dibagikan secara gratis kepada siswa.

Selain persiapan Ujian Nasional, SMA Negeri 1 Maniangpajo juga sementara melaksanakan persiapan Lomba Mata Pelajaran dan Olympiade Sains. Delapan mata pelajaran yang dilombakan setiap tahun sudah intensif melakukan pembinaan kepada calon duta-duta mata pelajaran SMA Negeri 1 Maniangpajo. Kedelapan mata pelajaran tersebut adalah Kimia binaan Salmiati, S.Pd., Biologi binaan Drs. Ambo Ako, Fisika binaan Nurdyhartono, S.Si., Matematika binaan Hanaping, S.Pd., Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) binaan Yasser Arafat, S.Pd., Ekonomi binaan Drs. H. Arapah, Astronomi binaan Gunawan Nyompa, S.Pd. dan Kebumian binaan Siangka Deru, S.Pd.

Langkah tersebut dilakukan, lanjut Jamade, karena tahun lalu dari delapan mata pelajaran, hanya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mempersembahkan juara untuk SMA Negeri 1 Maniangpajo. Untung ada TIK juara I. ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Pembina Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Yasser Arafat. Alhamdulillah juara I tahun lalu adalah yang kedua kalinya untuk SMA Negeri 1 Maniangpajo. Langkah untuk tahun ini, mungkin berat, karena mempertahankan lebih sulit dibanding merebut. Tapi kita tetap optimis jika gelar itu masih akan bertahan di Maniangpajo, bahkan kalau bisa juara I, II dan III diborong ke Maniangpajo. Kenapa tidak, kuncinya.

 

Kegiatan Kampus Cemara

PRAMUKA SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO

CETAK 38 BANTARA DAN 5 LAKSANA BARU

 

Masih sekaitan dengan 100 tahun kebangkitan nasional, 101 tahun kepanduan, dan 47 tahun gerakan pramuka Indonesia, Ambalan Pattimura dan Martha Christina Tiahahu yang berpangkalan di SMA Negeri 1 Maniangpajo, kembali mencetak 38 orang Bantara baru dan 5 orang Laksana, pada tanggal  16 November yang lalu melalui latihan kepenegakan yang dimulai sejak 14 Agustus 2008.

Pembina Pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo, Yasser Arafat, S.Pd dalam laporan yang disampaikan kepada Kwartir Ranting Maniangpajo mengungkapkan bahwa peserta latihan kepenegakan yang tercatat sebanyak 77 orang. Namun, ketatnya aturan yang diberlakukan dalam pelatihan ini mengakibatkan banyak diantaranya didiskualifikasi. Mereka didiskualifikasi melalui sidang dewan kehormatan yang dipimpin oleh Pemangku Adat Ambalan.

Pelantikan penegak bantara dan penegak laksana dilaksanakan di halaman Kampus Cemara SMA Negeri 1 Maniangpajo yang dihadiri oleh unsur Dewan Kerja Cabang Wajo, Kwartir Ranting Maniangpajo, Pembina Penggalang se-Kecamatan Maniangpajo, Tamu dari Pangkalan SMA se-Kabupaten Wajo, Purna Ambalan dan Pembina SMA Negeri 1 Maniangpajo.

Setelah pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan Musyawarah Penegak, untuk memilih pengurus ambalan baru. Sidang yang berlangsung mulai pukul 22.00 Wita dan berakhir pada pukul 16.00 keesokan harinya memutuskan Andi Ashadi selaku Pradana Ambalan Pattimura dan Andi Nur Aisyah AM selaku Pradana Ambalan Martha Christina Tiahahu.

Pengurus Ambalan yang baru, dilantik secara seremonial oleh ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan SMA Negeri 1 Maniangpajo, Jum'at (21/11) yang lalu.

 

Kegiatan Kampus Cemara

JAMAL PIMPIN OSIS SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO

 

 

Disaat hiruk-pikuk Pilkada Wajo, pasca gugatan Wal-Asri terhadap KPU Wajo kepada Mahkamah Konstutusi terkait dengan adanya dugaan penggelembungan suara (versi Wal-Asri), tak menyurutkan langkah Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan pesta demokrasi. Ketua MPK, Rustam Efendi menyatakan bahwa, OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo harus segera memiliki pengurus baru, sehingga kita tidak terpengaruh dengan ketidak profesionalisme pelaksanaan Pilkada Wajo yang baru saja bergulir dengan adanya kericuhan-kericuhan yang terjadi.

Lanjut Rustam, proses pelaksanaan pilketos SMA Negeri 1 Maniangpajo, dimulai dengan pendaftaran yang dilakukan langsung oleh calon itu sendiri. Hingga batas pendaftaran, ada tiga siswa yang mendaftar, yakni Yustiana, Andi Ashadi, dan Jamal. Proses selanjutnya, setelah ketiga calon dinyatakan diterima dilanjutkan dengan pencabutan nomor urut. Setelah itu, masing-masing calon dibantu dengan tim suksesnya masing-masing diizinkan melaksanakan kampanye dari kelas ke kelas. Kampanye berlangsung hingga satu hari sebelum hari pencoblosan.

Dari 417 siswa SMA Negeri 1 Maniangpajo, hanya 370 siswa yang menggunakan hak pilihnya, 47 orang memilih golput. Setelah perhitungan suara, Jamal yang sudah diperkirakan sebelumnya dinobatkan sebagai Ketua OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo setelah mendapat kepercayaan dari 189 siswa, sementara Yustiana mendapatkan suara 149, dan Andi Ashadi 26 suara, serta 5 suara dinyatakan batal.

Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Maniangajo, Hanaping, S.Pd. Mengungkapkan bahwa pesta demokratis SMA Negeri 1 Maniangpajo sudah berlangsung sejak tahun 1999. Sejak tahun 1999, dalam pemilihan ketua OSIS, selalu melibatkan seluruh siswa, sehingga tidak ada lagi keraguan terhadap Ketua OSIS yang terpilih. Mereka yang terpilih pasti adalah orang pilihan dari siswa SMA Negeri 1 Maniangpajo, kuncinya.

 

Kegiatan Kampus Cemara

SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO

LAKSANAKAN PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH REMAJA

 

Untuk pengembangan diri siswa, SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Remaja yang dilaksanakan pada tanggal 8 s.d 11 November yang lalu. Kepala SMA Negeri 1 Maniangpajo, Drs. Jamade, M.Si. dalam sambutannya pada pelaksanaan pembukaan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan program dari bantuan yang diterima SMA Negeri 1 Maniangpajo melalui dana Block Grant APBN Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Lanjut, Jamade, Anggaran BOMM SMA Negeri 1 Maniangpajo tahun 2008 ini sebesar lima puluh juta rupiah yang diperuntukkan untuk berbagai kegiatan diantaranya Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Remaja ini.

Sementara itu, Ketua Pelaksana BOMM SMA Negeri 1 Maniangpajo, Drs. Muhammad Yunus mengungkapkan bahwa selain pelatihan penulisan karya ilmiah remaja, anggaran BOMM juga diperuntukkan untuk pelatihan olahraga, pelatihan seni, pelatihan keilmuan, pengadaan alat dan bahan laboratorium, pengadaan buku perpustakaan, pengadaan komputer, dan pelatihan bagi guru dan pegawai SMA Negeri 1 Maniangpajo di Makassar.

Dalam pelatihan penulisan karya ilmiah remaja ini, diikuti oleh empat belas siswa yang melibatkan delapan pemateri. Diakhir kegiatan peserta pelatihan menyatakan akan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh melalui pelatihan untuk melaksanakan penelitian hingga penyusunan laporan.

Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 1 Maniangpajo, Hanaping, S.Pd. menyatakan bahwa diharapkan dari empat belas peserta pelatihan untuk betul-betul melaksanakan penelitian, sehingga laporan yang dibuat dapat diajukan pada lomba karya tulis ilmiah remaja yang bertaraf nasional, mengingat prestasi SMA Negeri 1 Maniangpajo dibidang karya tulis ilmiah dalam dua tahun terakhir menurun. Prestasi terakhir diperoleh sekolah ini pada tahun 2006, saat itu dua siswa SMA Negeri 1 Maniangpajo dinyatakan Juara I dan Juara II Tk. Propinsi Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja. Kilahnya.

 

31 October 2008

Kiriman dari Jakarta



----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Yasser Arafat <yasin_acctink@yahoo.co.id>
Kepada: yasin_acctink.accher@blogger.com
Terkirim: Kamis, 30 Oktober, 2008 22:56:13
Topik: Kiriman dari Jakarta

KONGRES IX BAHASA INDONESIA INTERNASIONAL DIHELAT DI JAKARTA

 

Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo, mengatakan tanpa kompetensi bahasa, pendidikan akan gagal. Sayangnya, bangsa ini kurang serius menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas, seolah terjadi kekurangyakinan pada identitas keindonesiaan yang telah diikrarkan dalam Sumpah Pemuda.

 

"Salah satunya adalah pada perilaku berbahasa masyarakat yang kurang menempatkan bahasa nasional. Karena itu, dalam diri setiap insane masyarakat Indonesia, harus menjadikan bahasa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri," kata Mendiknas ketika membuka Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional.

 

Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional berlangsung di Hotel Bumi Karsa, komplek Bidakara, Jakarta. Kongres bertema Bahasa Indonesia membentuk insan cerdas, kompetitif di atas fondasi peradaban bangsa ini membahas topik-topik menarik tentang perkembangan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan penggunaan bahasa asing, serta sastra Indonesia dan sastra daerah.

 

Kongres lima tahunan yang diadakan oleh Pusat Bahasa Depdiknas RI ini juga membahas pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing dan penggunaan bahasa Indonesia di media massa. Belasan pakar bahasa dan dan sastra Indonesia yang disiapkan untuk membahas topik-topik tersebut di depan sekitar 1000 peserta. Mereka berasal dari para pakar bahasa baik dari dalam dan luar negeri, pakar berbagai bidang ilmu, budayawan, sastrawan, pejabat publik, guru, dosen, mahasiswa, serta para peminat bahasa dan sastra Indonesia.

 

Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional memiliki momentum penting, karena bertepatan dengan 80 tahun usia bahasa Indonesia, dan masih dalam suasana seabad Kebangkitan Nasional. Tahun ini pula Sumpah Pemuda, tonggak sejarah yang mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan Indonesia, genap berusia 80 tahun.

 

Bahasa Indonesia memang lahir pada 28 Oktober 1928, karena saat itulah dideklarasikan sebuah sikap politik para pemuda yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Dalam Kongres Pemuda I itu mereka mengucapkan sumpah: berbangsa satu bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia.

 

Dalam perjalanan panjangnya selama 80 tahun bahasa Indonesia telah menempati kedudukan penting sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, bahkan juga menjadi lambang jatidiri bangsa serta alat pemersatu bangsa. Dalam perjalanan panjang itu pula bahasa Indonesia menghadapi banyak tantangan, dan tantangan berat dihadapi pada era global saat ini, karena bahasa asing makin menggoda masyarakat dan memasuki ranah-ranah penting bahasa Indonesia, sementara penggunaan bahasa gaul anak-anak Indonesia juga makin meluas dan mempenetrasi bahasa media massa.

 

Mengisi momentum sekaligus menghadapi berbagai tantangan kebahasaan itu, maka tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa. Pusat Bahasa, yang juga tepat berusia 60 tahun, menyemarakkan sepanjang tahun ini dengan berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan, dan puncaknya adalah Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional ini.

 

Namun, Mendiknas prihatin, karena ada kecenderungan kebanggaan terhadap bahasa itu sendiri sebagai lambing jati diri bangsa Indonesia di masyarakat telah menurun. Sikap sebagian masyarakat itu tampak pada penggunaan bahasa diruang publik kota-kota besar di wilayah Indonesia yang tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Sementara itu, Kepala Pusat bahasa Depdiknas Dendy Sugono mengatakan, penyelenggaraan kongres ini sekaligus merupakan peringatan 60 tahun kongres I Bahasa Indonesia di Solo pada tahun 1983. Kongres yang diadakan 5 tahun sekali merupakan forum pembahasan komprehensif masalah kebahasaan dan kesusastraan di Indonesia

 

Lintasan sejarah

Sumpah Pemuda menjadi tonggak terpenting dalam mendorong perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri pula sebuah angkatan sastrawan muda, Pujangga Baru, yang dipelopori Sutan Takdir Alisyahbana. Bahasa Indonesia dipilih menjadi bahasa ekspresi karya-karya sastra mereka.

 

Seirama dengan itu, usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia pun dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia. Mereka, antara lain menggagas perlunya ada kongres bahasa Indonesia. Maka, pada 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres I Bahasa Indonesia di Solo.

 

Proklamasi kemerdekaan yang teksnya ditulis dalam bahasa Indonesia, secara politis, makin mengukuhkan posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kemudian pada 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

 

Forum terpenting untuk membahas perkembangan bahasa Indonesia pun terus diadakan, sekaligus untuk memantapkan kedudukan dan fungsinya sebagai bahasa negara, bahasa kebangsaan dan bahasa komunikasi nasional. Kongres II Bahasa Indonesia diadakan di Medan pada 28 Oktober - 2 November 1954. Kongres III Bahasa Indonesia diadakan di Jakarta pada 28 Oktober - November 1978, sekaligus memperingati 50 tahun Sumpah Pemuda.

 

Kongres IV Bahasa Indonesia juga diadakan di Jakarta pada 21-26 November 1983 dan menjadi bersifat internasional dengan peserta dari berbagai negara. Begitu juga Kongres V Bahasa Indonesia pada 28 Oktober - 3 November 1988. Kongres ini ditandai persembahan karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

 

Kongres VI Bahasa Indonesia pada 28 Oktober - 2 November 1993 juga diadakan di Jakarta. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.. Kongres VII Bahasa Indonesia tetap diadakan di Jakarta pada 26-30 Oktober 1998, dan mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

 

Selanjutnya, Kongres VIII Bahasa Indonesia juga diadakan di Jakarta pada 14-17 Oktober 2008. Kongres ini diwarnai kabar gembira telah banyaknya universitas di manca negara yang membuka program studi tentang Indonesia. Dan, hal itu mendorong Panitia Kongres untuk mengagendakan pembuatan bahan ajar pelajaran bahasa Indonesia untuk para penutur asing.. Saat itu telah ada 35 negara yang memiliki pusat studi tentang Indonesia di perguruan tinggi masing-masing.

 

Bahasa Indonesia saat ini, di tengah berbagai tantangan baru, tetap menampakkan perkembangan yang cukup menggembirakan, mampu menjadi bahasa ilmu penegetahuan dan teknologi yang cukup memadai, serta tetap mantap sebagai bahasa komunikasi nasional. Kita berharap, kongres tahun ini makin memantapkan kemajuan dan posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi nasional dan bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, serta makin terjaga kharisma dan keindahannya sebagai bahasa seni-budaya Indonesia.

 

Penghargaan

Dalam kongres bahasa 2008 kali ini, dilakukan pemberian penghargaan untuk berbagai kategori. Misalnya, penghargaan untuk tokoh pengjaran bahasa Indonesia di luar negeri diberikan kepada Ulrich Kratz; tokoh pelestarian bahasa dan sastra daerah kepada Suryatati A Manan (Wali Kota Tanjung Pinang); penghargaan kesastraan Pusat Bahasa adalah Hamsad Rangkuti, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Arthur S Nalan.

 

Untuk penghargaan Adibahasa diberikan kepada Gubernur Jawa Timur, Gubernur Sumatera Barat, dan Gubernur Sulawesi Tenggara. Untuk penilaian penggunaan bahasa di media massa cetak diberikan kepada Koran Tempo, Kompas, Suara Karya, Sinar Harapan, Suara Pembaharuan, Media Indonesia dan sejumlah media massa cetak lainnya. Sementara, penghargaan sebagai tokoh masyarakat berbahasa Indonesia lisan terbaik, diberikan kepada Din Syamsuddin, Marie Elka Pangestu Meutia Farida Hatta, Anas Urbaningrum, dan Maudy Kusnaedy

 

Selain memberikan penghargaan, pembukaan Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional juga diwarnai dengan pembacaan puisi oleh Rendra; Operet Gebyar 80 Tahun Sumpah Pemuda oleh Teater Tanah Air; dan Musikalisasi puisi oleh Ari dan Reda

 

Dominasi Sulawesi Selatan

Satu hal yang menarik dalam pelaksanaan Pleno pada Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional 2008 ini. Sesi tanya jawab didominasi oleh peserta dari Sulawesi Selatan. Tak tanggung-tanggung dalam setiap sesi, minimal 2 orang dari peserta asal Sulawesi Selatan yang memberikan usul, tanggapan, kritik dan saran kepada pemateri, pemandu maupun panitia. Bahkan, panitia memberikan pujian khusus kepada peserta Sulawesi Selatan yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di daerah tersebut, diantaranya: Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Muslim Indonesia.



Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.


Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!


Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!

16 August 2008

CINTA

Cinta merupakan sebuah esensi yang alami pada diri manusia dan juga merupakan pengalaman-pengalaman histories. Setiap perjalanan hidup selalu dibimbing oleh prinsip cinta. Cinta seringkali melakukan keselarasan hidup. Bahkan kadang menjadi penyebab rusaknya kehidupan. Namun senantiasa cinta selalu membawa untuk memelihara dunia dalam kedamaian dan keabadian.

Sebuah cinta sangat membutuhkan ketulusan. Cinta mengajarkan seluruh makhluk hidup terutama penuntun bagi manusia. Cinta yang disertai ketulusan adalah suatu cinta yang bebas dari api pengharapan tersembunyi. Cinta juga sangat tidak mengenal ruang dan waktu.

Kemarahan, pengabdian kepada orang yang dicintai, seharusnya muncul sebagai sebuah konsekwensi dari ketiadaan atau kurangnya pertemuan fisik. Inilah yang seharusnya diasumsikan. Bahkan pada awal sekali ketika cinta murni tersemaikan, walaupun itu belum menancap betul akarnya dalam hati orang-orang yang mencintai. Jarak ruang dan waktulah yang menjadi bukti peningkatan kualitas. Dengan barada jauh dari orang yang dicintai, orang yang mencintai akan belajar lebih untuk menghargai kekasihnya. "Cinta  tidak akan mengenal kedalamannya sendiri sampai melewati saat perpisahan".

Pada saat perjadi perpisahan, cinta akan menjelma menjadi "kerinduan". Ini yang akan mengilhami penyatuan kemasa depan. Dan bagi siapa saja yang ingin menguji, mengetahui apakah benar-benar jatuh cinta, maka ia harus berupaya berpisah untuk sementara sebagai ujian.

Cinta kadang lebih kuat dari kematian. Kematian bukan dan tidak untuk memisahkan orang yang mencintai dari orang yang dicintai dan kematian bukanlah perjalanan terakhir dari urusan cinta. Karena  cinta menyangkut hubungan komunikasi, hubungan kesalingpercayaan yang tidak bisa dirusak sekalipun oleh kematian. Apabila sebuah cinta memiliki jarak, maka cinta akan menjadi sia-sia dan keberadaan cinta yang semacam itu akan menjadi absurd, karena tidak ada jaminan bagi nilai dari perbuatan cinta. Bagi orang yang percaya akan cinta menekankan peran yang dimainkan Tuhan  untuk menjaga ikatan dimana pasangan pemilik cinta tersebut, cinta akan lebih kuat dari kematian karena cinta merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Dan Tuhan selalu abadi.

Cinta tidak mengenal batas-batas wilayah, kultur, agama, ras, suku, dan ideologi. Cinta adalah suatu kekuatan yang tak terbatas, karena hanya dengan cinta kita akan membangun kesadaran universal. Dimana perasaan yang secara bermakna dikaitkan dengan jiwa humanis melalui sebuah ikatan suci, sehingga keberadaan cinta dalam hal ini menjadi pembimbing dan penuntun kesadaran kita dalam tindakan moral Cinta perlu disucikan, dibasuh dengan air mata. Karena cinta yang dibersihkan dengan air mata akan murni dan indah selamanya. Untuk mencintai pasti menghendaki banyak pengorbanan diri. Saat kita mencintai maka pasti dan telah menerima kesusahan, kesempitan waktu, dan kekurangan dari orang yang kita cintai. Cinta akan menghadiahkan tanggung jawab yang bisa jadi akan membuat kita pusing. Memang cinta perlu dibasuh dengan air mata. Namun semua itu merupakan air mata kesusahan yang membahagiakan. Bagaimana dengan pembaca ?

MAKANAN JOROK YANG MENGALAMI KEPUNAHAN

Cerita dari Pinggiran Virtual Danau Tempe (dari http://danautempe.wordpress.com {Posted by Vijjajonga})

Ronto' memiliki arti harfiah jorok atau kotor atau dekil. Seseorang yang berbadan dekil, tidak mandi dan awut-awutan biasanya diberi kata sifat "Maronto' dalam bahasa Bugis yang artinya bersifat kotor dan jorok.

Makanan ini pasti tidak populer di tempat lain. Makanan ini unik sekali karena tidak pernah ditemukan di mana-mana, kecuali dalam bentuk dan pengolahan yang sedikit berbeda seperti di Singapore yang diberi nama Cincalo. Cincalo adalah versi Ronto' yang diawetkan, tapi cara pengolahan, bentuk akhir serta rasanya sama sekali berbeda. Makanya Cincalo ini tidak berhak mewarisi kedahsyatan dan nama legendaris Ronto'. Cincalo dihadirkan dalam botol-botol ber-seal dan rasanya asin sekali. Saking asin, rasa aslinya tidak bisa kita rasakan lagi.

Bahan utama Ronto' adalah udang kecil berukuran kira-kira 1 cm, lebih besar daripada Teri Medan dan lebih kecil dari Ebi (udang kecil kering). Udang kecil ini ditemukan di sungai yang mengalir di pinggir kota Sengkang. Udang ini biasanya dapat ditemukan di pasar tradisional di tengah kota Sengkang dalam keadaan segar, malah terkadang dalam keadaan hidup. Udang-udang ini masih bercampur dengan serpihan-serpihan kotoran dan lumpur dari sungai. Para pedagang menempatkannya di atas daun-daun jati yang lebar.

Dari pasar, udang ini cukup diolah dengan sederhana dengan cara digelontor agar bersih. Lalu dicampurkan dengan perasan jeruk nipis, garam dan cabe atau lombok. Jadi tidak ada proses masak memasak untuk mengubah udang kecil ini menjadi makanan yang bernama Ronto'. Mungkin dari situlah makanan ini mendapatkan namanya. Ronto' memang sangat tidak higienis. Semua proses pencegahan penyakit dari mikorba-mikroba hanya dipercayakan pada proses penggelontoran dan asam dari perasan jeruk nipis itu. Kita juga berharap sepenuhnya pada keadaan sungai yang mudah-mudahan masih bersih. Yang terakhir ini sih sudah hampir dipastikan tidak terjadi karena makin hari polusi air sungai di Sengkang semakin menjadi hal yang biasa.

Ketidak-higienis-an Ronto' memang selalu bertolak belakang dengan sensasi rasa yang ia tawarkan. Ronto' memang enak sekali, setidak-tidaknya bagi saya pribadi. Namun ada sebuah peristiwa yang bisa membuktikan bahwa saya tidak sendiri. Sekitar tahun 1990, seorang kakak saya membawa temannya dari Bandung. Mereka semua berlima. Singkat cerita ketika tiba di Sengkang, disuguhilah mereka dengan hidangan Ronto' ini. Sebelum mulai mencicipi, mereka semua sudah diberi peringatan bahwa makanan ini enak tapi punya efek samping yang lumayan merepotkan. Bagi yang tidak terbiasa, kemungkinan akan menderita diare dan mencret-mencret (maaf… tiada kata lain yang bisa menggantikan). Proses pengolahannya pun diceritakan dengan lengkap. Empat dari kelima orang ini berani mengambil resiko, satu orang masih waras dan memilih untuk tidak makan. Hasilnya tiga dari empat orang tadi menderita mencret-mencret keesokan harinya. Tapi mereka toh tidak kapok untuk menyantap Ronto' ini.

Ronto' dapat berfungsi sebagai lauk, tapi paling sering adalah sebagai teman makan irisan mangga muda yang asem. Bagi anda yang bukan orang Sengkang, ini mungkin terdengar aneh. Tapi begitulah, makanan orang Sengkang dan Bugis pada umumnya memang banyak yang berasa asam. Rasa ini didapat dari asam, jeruk nipis, belimbing wuluh dan tomat. Ronto' juga demikian. Ia hadir dalam rasa yang asam, menemani rasa udang sungai yang khas.

Tampaknya species udang kecil itu memang sudah mulai mengalami kepunahan. Hanya musim-musim tertentu saja mereka tersedia, itupun dalam jumlah yang amat sedikit. Kepunahan udang kecil Ronto' tidak terpisah dari menurunnya kondisi lingkungan tempat hidupnya. Mereka hidup dalam sebuah ekosistem besar Danau Tempe, dengan sungai-sungai yang masuk dan keluar daripadanya. Saat ini kondisi Danau Tempe menyedihkan. Sedimentasi merupakan permasalahan utama yang sering disebut-sebut orang. Sayangnya sebagian orang malah senang dengan sedimentasi ini karena mereka mendapatkan lahan tambahan untuk bertanam tanaman pangan. Maklumlah luas Danau Tempe bisa mencapai 35.000 Ha jika terisi air, dan menyusut hingga 13.000 Ha saat kering. Sedimentasi ini membuat luas danau makin berkurang dengan munculnya daratan-daratan baru. Dengan kondisi Danau Tempe yang dangkal itu lalu membuat sistem aliran air menjadi tidak terkendali pada saat musim hujan. Biasanya Danau Tempe ini berfungsi untuk menampung limpahan air dari sungai-sungai arus hulu. Sengkang dan kota-kota sepanjang aliran sungai adalah langganan korban banjir yang terjadi semakin sering. Banjir terakhir terjadi di Sengkang terjadi di awal tahun 2007 dengan kerugian material diperkirakan 2,7 Milliar Rupiah.

Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya kadar polutan dari lingkungan persawahan di wilayah hulu yang masuk ke aliran sungai. Ini berpengaruh pada kemampuan hidup dan daya tahan species-species tertentu sejenis udang Ronto' ini. Memang belum saya temukan penelitian yang khusus tentang hal ini, tapi dari logika hubungan sebab akibat mungkin dapat disimpulkan demikian.

Udang Ronto' bukan satu-satunya yang mengalami kekurangan produksi dari ekosistem besar Danau Tempe ini. Produksi perikanan Danau Tempe yang sempat berjaya beberapa dekade lalu dengan total 55.000 ton per tahun, kini hanya sanggup menyuplai hanya 11.000 ton per tahun. Jika kondisi ini terus berlangsung dapat dipastikan bukan hanya udang Ronto' saja yang mengalami kepunahan.

Ronto' adalah kebanggaan yang dapat saya hadirkan dalam bentuk tulisan di sini, sebagai warisan budaya asli orang Bugis. Mudah-mudahan segenap orang Bugis yang lain memahami hal ini dan bersama bersiap-siap untuk masa depan. Masa depan dihadirkan dalam dua pilihan, Masa Depan yang Cerah dan Masa Depan yang Suram. Saya percaya Orang Bugis tidak akan mementingkan dirinya sendiri yang menjadikannya memilih pilihan kedua.

Tabe' …..  Nyontek-ka'

Potret

Ternyata "TUMBAL SESAJEN" Produksi SMAN 1 Maniangpajo diminati oleh Masyarakat Kecamatan Maniangpajo. Huzzzzzh, ada kabar Hanung Bramantio (Sutradara Ayat-Ayat Cinta) juga salut dengan film ini lho.....

APLIKASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN UNTUK MENGANTISIPASI DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK ABAD 21 BERBASIS SEKOLAH

Oleh: YASSER ARAFAT AMP, S.Pd
 
Memasuki abad ke-21, penduduk Indonesia, terutama generasi mudanya, mengalami perubahan-perubahan yang sangat mendasar. Generasi muda Indonesia menghadapi tantangan global yang dahsyat. Apabila tidak ditingkatkan kemampuannya bisa menyebabkan mereka mengalami frustasi mental spiritual yang sangat berat.
Ketertinggalan itu makin diperberat karena tidak semua anak-anak dan remaja, bisa ikut serta dalam Gerakan Pramuka. Padahal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut pengembangan diri bagi siswa-siswa SD hingga SMA, dan kegiatan kepramukaan adalah salah satu contoh dari kegiatan tersebut. bukankah, keikutsertaan dalam kepramukaan dapat mengembangkan anak-anak dan remaja unggul yang berwatak, berkepribadian, berbudi pekerti luhur dan mempunyai sikap mandiri dalam kebersamaan dan persaudaraaan
Tantangan abad ke-21 yang penuh godaan hidup hampir tanpa kendali, meluasnya penggunaan obat terlarang, menyebarnya virus HIV/AIDS, konflik berkepanjangan yang memisahkan hubungan perdamaian dan persahabatan yang sejuk. Disisi lain perkembangan IPTEK yang mestinya dimanfaatkan, malah disalah gunakan, sehingga hal tersebut malah menjadi bumerang bagi generasi muda Indonesia. Kesemua hal itu hanya dapat ditanggulangi kalau anak-anak dan generasi muda mampu menyerap ajaran-ajaran kepanduan yang kita yakini bisa memberi pembekalan yang diperlukan untuk mengembangkan watak dan kepribadian tangguh.
Keanggotaan gerakan pramuka bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Semuanya bisa bergaul dan berbaur menjadi satu kesatuan. Kegiatan kepanduan selalu mengikuti kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Ketika Word Organizations Scout Movement (WOSM) mencanangkan program Pramuka Net bagi negara-negara anggota di seluruh dunia untuk memiliki situs organisasi, Gerakan Pramuka Indonesia pun ikut serta dengan meluncurkan situs www.pramuka.co.id. Tujuannya agar mempermudah jalur komunikasi dan koordinasi, serta memantau perkembangan kepanduan di setiap negara anggota WOSM.
Sebagai bukti, setiap tahunnya WOSM mengadakan Jambore On The Internet (JOTI) dan Jambore on The Air (JOTA). Artinya, jambore tak hanya menjadi pesta yang mempertemukan pesertanya langsung, tapi juga bisa sesama netter (pengguna internet) untuk bisa melakukan kegiatan bersama.
Dari sinilah nampak jelas buah dari gagasan brilian seorang Baden Powell, selain berbagai kegiatan kepanduannya yang gaul, juga mampu menyatukan generasi muda antara bangsa antar benua. Ia pun mewariskan banyak manfaat dari kegiatan kepanduan, yang sebagian tidak didapat dalam materi dikelas.
Nah sekarang, mampukah KTSP melalui pengembangan dirinya melakukan hal yang demikian? Jawabnya, optimis bisa, asalkan kegiatan kepramukaan dikelola secara profesional, dan meninggalkan kesan musiman dan tradisi. Aplikasi pendidikan kepramukaan sangat dituntut untuk membawa perubahan sikap bagi generasi muda dalam mencegah pengaruh negatif dari perkembangan IPTEK yang rancang khusus pada abad-21 ini. Semoga.

Anak Belajar dari Kehidupannya

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan
ia belajarkan menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan
ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian
ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan
ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan
ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan




By: Dorothy Law Nolte
Diketik ulang: Accher

Seratus Orang Berpengaruh di Dunia

Nabi Muhammad SAW menempati kedudukan nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, dihitung sampai sekarang.
Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya "The 100" yang terbit baru-baru Amerika Serikat.
Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan
Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya adalah :
1. Nabi Muhammad SAW
2. Isaac Newton
3. Nabi Isa
4. Buddha
5. Confucius
6. Saint Paul
7. Thai Lun
8. Johan Gutemberg
9. Christopher Columbus
10. Albert Einstein
11. Karl Marx
12. Louis Pasteur
13. Galileo Galilei
14. Aristoteles
15. V.I. Lenin
16. Nabi Musa
17. Charles Darwin
18. Chin Huang Ti
19. Agustus Caesar
20. Mao Tse-tung
21. Genghis Khan
22. Euclid
23. Martin Luther
24. Nicolas Copernicus
25. James Watt
26. Constantine the Great
27. George Washington
28. Michael Faraday
29. James Clerk Maxwell
30. Orville dan Wilbur Wright
31. Antoine Laurent Lavoisier
32. Sigmund Freud
33. lskandar Zulkarnaen
34. Napoleon Bonaparte
35. Adolf Hitler
36. William Shakespeare
37. Adam Smith
38. Thomas Edison
39. Anton van Leuwenhoek
40. Plato
41. Gugleilmo Marconi
42. Ludwig van Beethoven
43, Werner Heisenberg
44. Alexander G Bell
45. Alexander Fleming
46. Simon Bolivar
47. Oliver Cromwell
48. John Locke
49. Michelangelo
50. Pans Urban II
51. Umar bin Khatab
52. Asoka
53. Sam Augustine
54. Max Planck
55. John Calvin
56. William Morton
57. William Harvey
58. Antoine Becquerel
59. Greger Mendel
60. Joseph Lister
61. Nicholas August Otto
62. Louis Daguerre
63. Joseph Stalin
64. Rene Descartes
65. Julius Caesar
66. Francisco Pizarro
67. Hernando Cortes
68. Ratu Isabella I
69. William the Congqueror
70. Thomas Jefferson
71. Jean Jacques Rousseau
72. Edward Jenner
73. Wilhelm Rontgen
74. Johan Sebastian Bach
75. Lau-tzu
76. Enrico Ferni
77. Thomas Maltus
78. Francis Bacon
79. Voltaire
80. John F. Kennedy
81. Gregory Pincus
82. Sui Wen Ti
83. Mani (Manes)
84. Vasco da Gama
85. Charlemagne
86. Cyrys the Great
87. Leonard Euler
88. Nicollo Machiavelli
89. Zoroaster
90. Menes
91. Peter the Great
92. Mencius
93. John Dalton
94. Homer
95. Ratu Elizabeth I
96. Justinian I
97. Johannes Kepler
98. Pablo Picasso
99. Mahavira
100. Niels Bohr

Potret

he....he....he....

Profil Baden Powell

Robert Baden-Powell.
Robert Stephenson Smyth Baden-Powell

22 Pebruari 18578 Januari 1941
Pendiri Kepanduan
Inisial
B-P
Tempat Lahir
Paddington (London), Inggris
Tempat Meninggal
Nyeri, Kenya
Pekerjaan
Angkatan Perang Inggris
Tahun Pengabdian
1876 – 1910
Pangkat
Letnan Jenderal
Unit
۩ 13 tahun di India ( 1876);
۩ Tugas di Afrika Selatan dan sebagai suatu Kecerdasan Pegawai,
۩ Agen Rahasia Inggris,
۩ Belajar di Malta (1880 s.d1897);
۩ Inspektur umum Barisan berkuda, Inggris (1903)
Komando
۩ Pemimpin Staff Matabele (1896-1897);
۩ 5 tahun Prajurit berkuda Jaga di India (1897)
Pertempuran/ Peperangan
۩ Perang Anglo-Ashanti;
۩ Perang Matabele;
۩ Pengepungan dalam Mafeking;
۩ Peperangan Boer
Penghargaan
۩ Ashanti Star, 1895;
۩ Matabele Campaign, British South Africa Company Medal, 1896;
۩ Queen's South Africa Medal, 1899;
۩ King's South Africa Medal, 1902;
۩ Boy Scouts Silver Buffalo Award, 1926;
۩ World Scout Committee Bronze Wolf, 1935;
۩ Order of Merit, 1937;
۩ Order of St Michael and St George;
۩ Royal Victorian Order;
۩ Order of the Bath
Pekerjaan Lain
۩ Pendiri Pergerakan kepanduan internasional;
۩ penulis;
۩ seniman

HARUSKAH 24 JAM BEBAN KERJA GURU???

Oleh: Yasser Arafat AMP, S.Pd

(Guru, Staf TU dan Pengurus Komite SMAN 1 Maniangpajo)

 

(Sumber: Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru, Terbitan Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2008)

 

Guru profesional dan bermartabat akan melahirkan anak-anak bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Beban kerja guru secara eksplisit telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, namun demikian, masih diperlukan penjelasan tentang rincian penghitungan beban kerja guru dengan mempertimbangkan beberapa tugas-tugas guru di sekolah selain tugas utamanya sebagai pendidik.

Guru adalah bagian yang tak terpisahkan dari komponen pendidikan lainnya yaitu peserta didik, kurikulum/program pendidikan, fasilitas, dan manajemen. Perencanaan guru harus berbasis pada jenis jurusan atau program keahlian, dan jumlah rombongan belajar yang dibuka di sekolah. Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Sebagai contoh, apabila jumlah guru menurut hitungan dibutuhkan 2,25 orang dan disediakan sebanyak 2 orang saja, maka beban mengajar kedua guru tersebut masing-masing sudah 28 jam per minggu. Apabila dibutuhkan 2.5 orang guru dan tersedia 3 orang, maka salah satu guru tersebut tidak memenuhi jam tatap muka minimal 24 jam.

Data tahun 2003 menunjukkan bahwa rasio guru terhadap siswa sudah ideal, sebagai contoh pada jenjang SD 1:21, SMP 1:17, dan SMA 1:14. Namun apabila dilihat secara detail pada jenis guru tertentu di beberapa daerah dilaporkan terdapat kekurangan guru atau kelebihan guru. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Kenyataan ini menunjukkan bahwa perencanaan guru di sekolah belum baik.

Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 35 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat langsung dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah, yang terdiri dari siklus kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rincian kegiatan tersebut antara lain penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan perangkat lainnya, pelaksanaan pembelajaran termasuk tes/ulangan, Ujian Nasional (UN), ujian sekolah, dan kegiatan lain. Tugas tiap guru dalam siklus tahunan tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah tempat guru bekerja.

Sebagai tenaga profesional, guru baik PNS maupun bukan PNS dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja yang setara dengan beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@ 60 menit) per minggu. Dalam melaksanakan tugas, guru mengacu pada jadwal tahunan atau kalender akademik dan jadwal pelajaran.

Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu per semester. Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran yang disusun secara mingguan. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi mengunakan sistim blok atau perpaduan antara sistim mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semester, tahunan, atau bahkan per tiga tahunan. Diluar kegiatan tatap muka, guru akan terlibat dalam aktifitas persiapan tahunan/semester, ujian sekolah maupun Ujian Nasional (UN), dan kegiatan lain akhir tahun/semester.

Pertanyaan sekarang, Haruskah 24 Jam Beban Kerja Guru??? Yang jelas, Pemenuhan kewajiban mengajar selama 24 jam tatap muka per minggu merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk memperoleh tunjangan guru. Pemenuhan kewajiban 24 jam juga bisa merupakan solusi dari pemerataan guru. Langkah ini juga dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi ketimpangan jam mengajar antara guru di sekolah yang satu dan sekolah yang lain. Di samping itu untuk mengantisipasi tidak optimalnya pemberdayaan guru, maka diperlukan perhitungan dan pemetaan guru di setiap kabupaten/kota dengan lebih baik.

Program mutasi bagi guru-guru di semua sekolah yang ada di dalam satu Kabupaten/Kota sudah seharusnya dilakukan, karena dapat menjadi salah satu solusi pemenuhan beban kerja guru dan menumpuknya guru di sekolah perkotaan. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapat tambahan guru dari sekolah lain. Begitu pun sekolah yang kelebihan guru, nanti akan dilihat guru mata pelajaran mana saja yang kira-kira bisa dikurangi untuk dipindahkan ke sekolah yang kekurangan. Guru-guru yang menjelang pensiun dalam jangka dua atau tiga tahun ke depan perlu mendapat perhatian, karena jika di satu sekolah ada guru yang pensiun, maka akan ada guru yang dirotasi karena akan menggantikan guru yang pensiun.

Berhasilnya implementasi pemenuhan beban kerja guru sangat bergantung pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari segenap unsur yang terkait, serta dukungan pemerintah dan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru juga menjadi harapan nyata bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru professional yang mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global.

Penyebaran guru yang tidak merata menimbulkan terjadinya pendayagunaan guru yang tidak efisien di beberapa tempat. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu disarankan untuk mutasi/pindah ke sekolah lain yang kekurangan guru. Pengaturan tentang pemindahan guru mengikuti kebijakan masing-masing pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. (Accher)

Massappa Werekkada