TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

13 January 2009

Tulisanku

DUKA PALESTINA, DUKA UMMAT ISLAM

 

Dipenghujung dua tahun (Tahun Hijriyah dan Tahun Masehi) ini, dunia kembali berduka akibat kebejatan zionis Israel terhadap Palestina, negaranya Yasser Arafat. Tak ada rasa gembira, tak ada euphoria dari arti sebuah ceremony tahun baru. Yang ada hanya tangis dan duka lara dari musibah saudara kita di Palestina. Wajar jika seruan untuk mengutuk kebejatan zionis Israel lahir dimana-mana, bahkan menuntut untuk menghapus wilayah Israel dipeta dunia.

Sebuah Short Message Service (SMS) dari teman masuk menggetarkan Handphone Motorola yang dimiliki penulis. "Sudah sangat jelas kekacauan logika-logika kemanusiaannya para zionis Israel, disatu sisi mengakui perjanjian Hak Asasi Manusia dan disisi lain mencoba membenarkan penyerangannya dengan mengorbankan manusia-manusia tak berdosa. Serukan kepada kaum muslim untuk tidak tinggal diam dengan masalah ini. Kirim ke kawan yang lain karena nilai ketauhidan, keadilan, kemanusiaan adalah harga mati untuk kita". Di SMS yang lain juga tertulis "Sayid Hasan Nasrullah meminta umat muslim membaca Q.S. Al-Fath 26-27, agar Israel hancur. Tolong disebarkan"

Penulis sempat berpikir membaca dua SMS tersebut. Tiba-tiba pemikiran penulis tertuju kepada serangan Obama Bin Laden yang disebut-sebut sebagai nenek moyang teroris akibat serangan yang dilakukannya di Pentagon Amerika Serikat. Sejak peristiwa itu, umat Islam diidentikkan dengan teroris. Bahkan, dimana-mana disaat ada serangan teroris, orang pasti beranggapan itulah Islam.

Menanggapi serangan Israel terhadap Palestina, muncul pertanyaan dalam benak penulis, SIAPA SEBENARNYA YANG TERORIS??? Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa, konflik Palestina – Israel adalah konflik klasik.

Konflik Palestina yang melahirkan duka yang cukup pedih bagi warga Palestina serta Negara-negara yang ada di dunia semakin menuai perhatian. Tak dapat dipungkiri sekali lagi bahwa konflik ini adalah konflik klasik, namun pada tahun-tahun terakhir ini kembali terjadi. Sejak tahun 2006 jalur gasa dikuasai Hamas sehingga tidak disukai Amerika Serikat dan Israel. Dengan menempuh berbagai cara, Amerika Serikat menghentikan kekuasaan Hamas. Sementara Hamas tetap mempertahankan kekuasaan mereka dengan mempertahankan kekuasaan (Intifadah). Kekuasaan inilah yang membuat Israel khawatir. Abful Khaerah menambahkan dalam berbagai gencatan senjata yang dilakukan, Israel selalu melanggar sendiri kesepakatannya dengan Palestina.

Alhasil, Israel selalu diuntungkan. Pada awalnya Israel selalu menguasai lima persen wilayah Palestina. Sekarang sudah menguasai lebih dari lima puluh persen tanah Palestina. Israel juga berusaha menghancurkan Hamas agar tidak menang lagi pada Pemilu yang digelar Februari 2009. Untuk menghancurkan Hamas, langkah yang dilakukannya adalah dengan melakukan penyerangan. Serangan ini juga merupakan uji coba komitmen dengan Barrack Obama, (Presiden Amerika terpilih). Ketika itu Obama berjanji akan terus mendukung Israel dan tidak membuka perundingan dengan Hamas.

Isu politik, ekonomi, sosial, dan budaya di bumi Palestina yang kian hari semakin menggurita seolah tak pernah menemukan titik temu penyelesaiannya. Pelbagai langkah damai Palestina versus Israel telah ditempuh, bahkan yang dimediasi oleh organisasi dunia pun selalu berakhir dengan kebuntuan, semisal PBB, G7, dan Liga Arab. Belum lepas dari persoalannya dengan Israel, Palestina mengalami kemandulan dan "borok" berkepanjangan dalam wilayah intern nasionalnya. Adalah Hamas VS Fatah yang secara frontal saling melancarakan manuver permusuhan, walhasil fenomena keruh tersebut justru menambah suramnya masa depan Palestina di segala lini.

Hamas yang unggul sebagai kekuatan kelompok pembebasan Palestina, mengalami kemenangan dalam pemilihan partai politik pada Januari 2006 silam. Kemenangan Hamas di parlemen tersebut, sekaligus memaksa Fatah harus menelan pil pahit karena menjadi partai yang dinomor-duakan setelah sekian tahun menguasai kebijakan pemerintahan lebih-lebih pada masa Yasser Arafat (pemimpin PLO; 1969-2004) memimpin partai ini. Padahal jika ditilik dari konteks background kemunculan dua kubu tersebut, sama-sama memiliki tujuan penting guna membebaskan Palestina dari ancaman Israel; Hamas berjuang mempertahankan Jalur Gaza di  Palestina, yang sampai saat ini masih menjadi sengketa dan kerap menjadi sasaran empuk pendudukan Israel di wilayah tersebut. Sementara Fatah menguasai wilayah dhiffah (terbagi ke dalam beberapa daerah teritorial Palestina di bagian utara, tengah, dan selatan sejak tahun 1995) agar tidak tersentuh tank-tank Israel.

Nasi sudah menjadi bubur. Dibalik serangan Israel terhadap Palestina, ternyata Hamas dan Fatah juga semakin memperpanjang masalah. Korbannya adalah masyarakat sipil yang tidak tahu-menahu tentang kekuasaan. Tapi kita harus meyakini bahwa yang benar akan selalu menang meskipun menyisakan tangis dan kepedihan. Tapi dibalik semuanya pasti Allah SwT punya rencana lebih baik dan itu butuh kesabaran serta selalu bertawakkal kepada Allah SwT. Biarlah Allah SwT yang membalasnya…!!! Sebagai sesame ummat, kita hanya bisa bantu dengan doa, semoga Saudara kita di palestina diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menjalani semuanya. AMIN!!!

 

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada