TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

27 December 2008

Tulisanku

KADO AKHIR TAHUN 1429 H

 

Alhamdulillah, Akhir 1429 H ini membuat sejuta kenangan buat saya. Masih teringat pada tanggal 23 Desember yang lalu, saya masuk ke tempat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) di Gedung Diklat Universitas Negeri Makassar sebagai bagian dari dari persyaratan peserta sertifikasi guru yang tidak lulus melalui penilaian portofolio. (Nilai portofolio saya, kurang dari 850, meski perkiraan saya lebih dari itu)

Kegiatan PLPG berlangsung dari tanggal 23 s.d. 31 Desember 2008. Tapi tahukah anda? Tanggal, 24 Desember 2008, saya menerima kabar dari Sengkang. Katanya saya LULUS pada ujian CPNS 2008 sebagai Guru Biologi SMA. Alhamdulillah, disaat berada ditempat diklat saya menerima kabar tersebut. Satu hal lagi, tanggal 26 Desember 2008, lagi-lagi saya finish diurutan ke-7 pada pemilihan guru favorit dan professional "UNTUKMU GURUKU V" 2008 yang dilaksanakan oleh Harian Fajar.

Mimpi apa semalam, tanya Ibu Besse kepada saya saat menelepon. Begitupun dengan banyaknya SMS ucapan selamat kepada saya. (terima kasih, dan mohon maaf jika SMSnya tidak terbalas)

Ini sebuah hikmah sekaligus Kado Akhir Tahun 1429 H buat saya. Atau mungkin saja ini kada ulang tahun hijriyah saya. (7 Muharram).

Terima Kasih yaa Allah atas karunia-Mu ini. Kepada-Mu aku bersujud dan meminta pertolongan

 

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM, 1430 H

SEMOGA "YESTERDAY IS MEMORY TODAY IS REALITY TOMORROW IS HOPE"

Dan MARI KITA MENGINTROSPEKSI DIRI UNTUK PERBAIKAN POLA PIKIR DAN TINGKAH LAKU MENUJU MASYARAKAT YANG TAHU DIRI

 

26 December 2008

Advertorial

Teriring do'a dan ucapan terima kasih, saya sampaikan kepada seluruh warga Kampus Cemara SMAN 1 Maniangpajo, Alumni SMAN 1 Maniangpajo, Warga Kecamatan Maniangpajo dan kepada handai taulan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu namanya, atas dukungannya kepada saya sehingga mampu menembus babak 10 besar dalam Ajang Pemilihan Guru Favorit dan Profesional "UNTUKMU GURUKU AWARD V" 2008 yang dilaksanakan oleh Harian Fajar.
 
Prestasi tersebut bukanlah semata prestasi saya, akan tetapi prestasi kita semua. "BERSAMA KITA, YASSIMANIANGPAJORI SMAN 1 MANIANGPAJO KEPUNCAK PRESTASI YANG GEMILANG"
 
Ini merupakan tantangan besar bagi saya untuk berbuat, bekerja, dan berkarya untuk DUNIA PENDIDIKAN.

17 December 2008

Curhatku 2

DUA KALI TERPASUNG DI PROGRAM UNTUKMU GURUKU

 

Sama dengan tulisan yang terkirim sebelumnya, saya awali sebuah kalimat kutipan dari Sang Idola (Amien Rais) "Menyangkut masa depan bangsa, kita tak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu mulai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri?" Inilah melatari saya untuk berjuang menghentikan pemasungan anak negeri (istilah ini sudah saya tulis di tulisan sebelumnya). Untuk menyukseskan perjuangan tersebut, sebuah kapita selekta saya coba ramu (hingga sekarang masih dalam tahap penyusunan/pengetikan). Tulisan tersebut saya beri judul "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI!!!" (terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Mansyur Hamid, M.Pd. yang telah memberikan ilmunya kepada saya, termasuk istilah tersebut lahir dari beliau)

Selasa, 16 Desember 2008, saya tersadar. Ternyata ketika saya merasa telah berjuang untuk menghentikan pemasungan anak negeri, ternyata antara sadar dengan tidak, saya juga telah terpasung. Entah itu disengaja atau tidak, yang jelas pembaca FAJAR baik yang membaca melalui media cetak maupun secara online (pdf.fajar.go.id) menjadi saksi atas ketidak enakan dibaca hasil dukungan siswa. Anehnya, ini yang kedua kalinya terjadi kepada saya.

Kali pertama, terjadi pada penerbitan Fajar, edisi, Jum'at, 28 Nopember 2008. Hasil dukungan saya saat itu, 1,70 dan bercokol diurutan 13, padahal secara kasat mata saat itu saya mestinya berada diurutan 12, melihat yang bercokol diurutan 12 saat itu, memiliki poin dukungan sebesar 1,64 lebih rendah 0,06 dari poin dukungan yang saya miliki.

Kejadian ini, terulang kembali di edisi, Selasa, 16 Desember 2008. Entah apakah saya yang salah melihat, poin dukungan yang saya miliki 3,00. Namun, tetap dinobatkan diurutan 10, padahal poin tersebut, berdasarkan perhitungan saya, lebih tinggi 0,06 poin dari peserta yang ditahtakan diurutan 9, karena memiliki poin 2,94. (mudah-mudahan saya yang saya melihat)

Pemasungan yang terjadi pada diri saya belum saya hitung, ketika saya ke Makassar dua minggu yang lalu membeli fajar di loper koran Tol Reformasi – A.P. Pettarani – Urip Sumoharjo. Saat itu saya membeli fajar dalam keadaan cacat, karena kupon dukungan guru telah digunting sebelum saya beli tanpa sepengatahuan saya (entah siapa yang gunting dan dukungan untuk siapa?)

Saya sadar, nada-nada tulisan saya kali ini berbau cemburu, iri hati, dan cenderung emesional. Tapi, jujur 100% tidak mengarah kesana. Disaat teman-teman peserta yang lain memasang strategi dan berupaya untuk menjadi yang terbaik dalam ajang pemilihan guru favorit dan professional "untukmu guruku" ini, saya jalan apa adanya. "Biarkan Siswa yang Memilih". Saya hanya memasang guntingan fajar di papan pengumuman sembari menuliskan cara dukungan dan mengirim SMS kebeberapa alumni dan teman guru untuk disebarluaskan. Sebab, saya sadar dengan diri saya. Saya hanyalah guru honorer (Non PNS), sementara teman-teman peserta yang lain, sudah berpredikat PNS. Meski demikian siswa dan alumni merespon luar biasa, sehingga saya masih bertahan hingga 15 besar. Saya tidak menyangka, dukungan mereka kepada saya pada ajang untukmu guruku lebih besar ketimbang dukungan mereka yang membawa saya terpilih sebagai guru teladan SMAN 1 Maniangpajo pilihan siswa mengalahkan 5 nominator (termasuk Kepala SMAN 1 Maniangpajo, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Kurikulum, dan 2 guru senior lain) pada hari guru 25 November yang lalu. Dukungan mereka yang sangat besar kepada saya, mungkin karena pembawaan saya yang menganggap mereka adalah saudara. "siswaku adalah saudaraku". Saya menyapa mereka dengan kata sapaan adik, sebaliknya mereka menyapa saya dengan sapaan kakak. (maklum, umur tidak terpaut terlalu jauh (6 – 9 tahun) dan terinspirasi pada kegiatan pramuka, kegiatan ekstrakurikuler yang saya bina selama ini)

Target saya mengikuti ajang "untukmu guruku" di Fajar, hanya demi sekolah yang pernah menempah saya selama 3 tahun, yakni sekolah yang kini menjadi tempat saya mengajar (pulang kampung, kata teman). Saya berharap Nama SMA Negeri 1 Maniangpajo yang pernah mewakili Sulawesi Selatan pada Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2006, tetap diingat oleh warga pendidikan di Sulawesi Selatan. Nama sekolah yang tercantum dibawah foto dan nama saya yang terpajang di Fajar sejak September 2008, saya rasa belum cukup untuk itu semua. Namun, ini salah satu upaya untuk memperkenalkan sekolah.

Cukup ampuh juga sebenarnya. Ternyata kehadiran saya di ajang untukmu guruku juga menjadi ajang reuni buat saya dengan teman SD, teman SMP, teman SMA, teman di S.1, bahkan dengan teman guru se-SulSelBar yang pernah mengikuti workshop/pelatihan bersama saya. Sebagian dari mereka menelepon saya bahkan menyempatkan diri bertandang kegubuk orang tua saya, tempat saya berteduh dan hidup sejak 1984 yang lalu. (maklum, masih bujang. Masih tinggal bersama dengan orang tua).

Target sebenarnya dipenghujung 2008 ini, saya lulus ujian CPNS dan lulus sertifikasi guru (meski harus berjuang di PLPG tahap V, PSG Rayon 24 UNM, 22 s.d.28 Desember 2008) {Mudah-mudahan. Amin}. Kuliah saya di PPs Unismuh Makassar, mudah-mudahan bisa juga saya selesaikan tepat waktu. {sekali lagi, Amin}. Kapita Selekta "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI", bisa juga rampung secepatnya {lagi-lagi, Amin}

Sukses buat Fajar. Terus berkarya untuk pendidikan dan untuk anak negeri. Sukses juga buat guru se-Indonesia, terkhusus kepada peserta untukmu guruku. Sejak September 2008 hingga sekarang, kita bersaing melalui dukungan siswa. Tapi, persaingan tersebut adalah persaingan persaudaraan. Kapal yang kita tumpangi, memang berbeda-beda akan tetapi kita akan tetap bersatu dalam satu dermaga yang sama, yakni dermaga pendidikan.

 

 

Tulisanku

"JANGAN PERNAH BERHENTI MENULIS"
Sebuah Pesan dari Sang Guru

Oleh: Yasser Arafat
(Mahasiswa PPs Unismuh Makassar)

Sebuah pertanyaan yang terucap dari kakak saya menjadi dasar saya menulis artikel ini. Pertanyaan tersebut, katanya titipan dari sosok seorang guru (dosen) saya di STKIP Puangrimaggalatung saat menempuh pendidikan disana. Beliau Ibu Ir. Siswati. Sehari-harinya, beliau berkantor di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wajo. Pertanyaannya sederhana, "Kenapa Berhenti Menulis?".
Saya tersentak dari lamunan panjang ketika mendengar pertanyaan itu. Kubuka lembaran foto copy artikel tulisanku yang pernah naik cetak di media cetak (Wajo Mesra, Media Defacto, dan Media Sinergi), ternyata benar tulisan terakhirku adalah di Media Sinergi edisi 32, April 2008, meski sebenarnya sebuah puisi "Tana' Wajota'" juga sempat naik cetak di media yang sama pada edisi Agustus 2008. Masih di media yang sama sebuah berita yang saya kirim langsung dari Jakarta Selatan juga naik cetak. Berita tersebut berjudul "Kongres IX Bahasa Indonesia Internasional Dihelat di Jakarta" naik cetak di edisi 44, Nopember 2008
Saya mencoba mengingat-ingat, judul artikel yang pernah saya kirim ke harian Fajar dan Suara Muhammadiyah (meski tidak pernah lolos naik cetak). Akan tetapi, ingatan saya tertuju pada pesan Sang Guru (Ibu Siswati), 21 Mei 2008 yang lalu "Jangan Pernah Berhenti Menulis" pesannya kepada saya. Pesan tersebut bahkan diulangi sebanyak tiga kali. Alhamdulillah, semangat untuk menulis lahir dari Sang Guru. Terima kasih Ibu.
Saya juga teringat dengan pesan yang sama yang terlontar dari seorang kenalan yang tidak saya tahu namanya. Siang itu, setelah melaksanakan Shalat Dhuhur di Masjid Unismuh Makassar, kami hanya berkenalan dengan mengetahui profesi masing-masing tanpa berusaha untuk mengetahui nama. Saat itu saya perkenalkan diri saya sebagai mahasiswa PPs Unismuh Makassar, sementara dia memperkenalkan dirinya sebagai dosen di Unismuh Makassar, dosen di UIN Alauddin Makassar, dan Pengurus PWI Sulawesi Selatan. Akhirnya, kami bercerita tentang dunia menulis, hingga berpesan kepada saya "Jangan Pernah Berhenti Menulis, Menulis Saja Terus dan Kirim Tulisan Tersebut ke Media Massa, sebelum tulisan sebelumnya diterbitkan". Terima kasih Pak.
Saya sadar, Kesibukan dalam mengerjakan tugas kuliah di PPs Unismuh Makassar ataupun kesibukan jabatan rangkap (guru sekaligus staf TU) yang selama ini saya lakoni di salah satu SMA di Kabupaten Wajo, tidak boleh saya jadikan sebagai alasan untuk tidak menulis. Menjawab dari titipan pertanyaan Sang Guru, tulisan yang hadir di depan pembaca sekarang ini saya persembahkan kepada Ibu Ir. Siswati dan seluruh guru-guru se-Indonesia serta kepada pembaca (semoga Medsi berkenan menempatkan tulisan ini, dilembarannya. Mengingat, saya belum sempat bertemu langsung dengan Ibu Siswati. dan jika berkenan, saya ucapkan terima kasih. Tulisan ini, adalah duta pribadi saya kepada pembaca)
"Jangan Pernah Berhenti Menulis", sebuah pesan singkat tapi sarat akan makna. Berdasarkan data empiris dalam Pikiran Rakyat (2000) bahwa keterampilan menulis Indonesia paling rendah di Asia. Kenyataan ini didukung oleh hasil observasi Alwasilah (1998) bahwa kaum intelektual rendah mutunya dalam menulis.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri jika masih ada beberapa tokoh yang layak diacungi jempol. Sebutlah misalnya Andrea Hirata yang sukses mengorbitkan Tetralogi Laskar Pelangi menjadi buku best seller dipenghujung tahun 2008 ini. Keempat karya dalam tetralogi laskar pelangi adalah #1 Laskar Pelangi, #2 Sang Pemimpi, #3 Edensor, dan #4 Maryamah Karpov.
Dalam Al Qur'an ditegaskan bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali jika orang tersebut tidak mau merubah nasibnya sendiri. berarti manusia sebagai kualifikasi atau penguasa dimuka bumi ini, yang dibekali akal pikiran dan kondisi jasmani - rohani yang sehat oleh Allah. makanya wajib berusaha sesuai bakat dan kemampuannya masing-masing.
Kita tidak bisa membangun apapun didunia ini sebelum kita membangun jiwa kita sendiri. Berhasil apa tidaknya maksud kita itu tergantung kepada keberhasilan hati kita. orang yang putus asa lenyap keberaniannya. karena putus asa adalah sifat dari segala hal yang sangat jahat. kita harus tahu bahwa punggung pedang kalau diasah akan tajam juga, olehnya itu janga berputus asa apalagi menjadi bosan.
Ya ... mengapa kita mesti bosan ? bukankah banyak hal yang bisa dipelajari dan diselidiki, untuk selanjutnya sebarkan melalui tulisan? kita tidak pernah akan kehabisan bahan. ada atom, ada kehidupan didasar laut, ada bunga-bunga liar, ada ruang angkasa, ada puisi, ada musik, dan ada pula gejala-gejala yang terjadi dalam hati dan budi kita pada waktu kita mengalami peristiwa penting dalam hidup kita.
Semakin banyak kita belajar semakin banyak pula hal yang bisa kita ketahui, kurun waktu yang kita miliki terlalu pendek untuk bisa belajar dan mengetahui segala-galanya. kebosanan bukan hanya tidak berguna tetapi patut pula ditertawakan.
Oleh karena itu marilah kita hidup menurut diri kita. percayalah pada diri sendiri, jangan membiarkan orang-orang sekitar kita menjadi atasan kita. Gunakan akal untuk menemukan hal-hal yang ingin kita ketahui. Marilah kita mengerjakan apa saja yang menurut kita sendiri baik untuk kita kerjakan.
Mengakhiri tulisan ini, penulis kembali mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Siswati yang telah membangkitkan semangat menulis saya. Sebagian tulisan yang tidak sempat muncul di media cetak, saya posting di http://www.campus-cemara.blogspot.com
Terima kasih pula saya sampaikan kepada redaksi Media Sinergi, yang telah menyisikan lembaran kosongnya untuk diisi dengan tulisan saya (Beberapa tulisan saya di Medsi, menjadi bahan yang saya ikutkan bersama dengan berkas portofolio saya pada pelaksanaan Sertifikasi Guru 2008). Insya Allah dalam waktu dekat, saya akan mempublikasikan tulisan saya bertajuk "HENTIKAN PEMASUNGAN ANAK NEGERI". Sebuah tulisan berbentuk kapita selekta yang mengeritik bobroknya pendidikan Indonesia.
Bukankah Prof. M. Amien Rais pernah berkata "Menyangkut masa depan bangsa, kita tak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu mulai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri?". Begitulah kata dari "Sang Idola" diakhiri dengan nada tanya.
Kita semua, pasti tahu jawabnya.

Curhatku 1

Prof. Dr. H. M. Amien Rais dalam bukunya, menyangkut masa depan bangsa, kita tidak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu sampai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri? Hal ini yang memacu motivasi saya untuk berjuang menghentikan pemasungan anak negeri.

Pemasungan anak negeri, memang hanyalah sebuah istilah dari kejahatan terselubung di dunia pendidikan. Kejahatan-kejahatan yang tidak pernah kita rasakan tersebut umumnya bersumber dari pemerintah, guru dan siswa itu sendiri. Banyaknya kebijakan yang tidak bijak dari pemerintah, ketidak profesionalisme guru dan sikap siswa yang cenderung pesimis terhadap masa depannya adalah sebagian kecil dari fenomena kejahatan yang dimaksud.

Saya kagum dengan kisah Ibu Muslimah dalam novel/film Laskar Pelangi. Meski miskin harta namun amat kaya batin dan pahala. Di tengah hidupnya yang serba terbatas, Ibu Muslimah dan sejumlah kolega gurunya di Belitung mampu mengangkat orang-orang yang terjerambab tak berdaya dalam kemiskinan dan mengubahnya menjadi orang-orang yang mandiri dan berguna bagi banyak orang

Olenya itu, guru harus bangkit. Pemasungan anak negeri harus dihentikan. Caranya memegang teguh idealisme guru yang dewasa ini kelihatannya mulai runtuh. Sebagai pendidik kita harus menjaga rasa optimis dan ikut serta menjadi pelita dalam kegelapan. Perbaiki niat, untuk ikhlas mengabdi kepada bangsa dan negara di dunia pendidikan. Sehingga kelak, saya memimpikan guru betul-betul sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Bukan tukang demo seperti yang sering dilakukan oleh beberapa rekan guru yang lain. Bukan pula sebagai tukang cela seperti apa yang pernah terjadi di beberapa daerah, guru mencela pemerintah.

Cara lain, rangkul seluruh anak bangsa. Kita ajak mereka melihat kedepan. Don't Look Back. Utamakan kepentingan umum ketimbang pribadi, dan dahulukan melaksanakan kewajiban sebelum menuntut hak. Kedepan saya tidak ingin melihat, adalagi guru yang demo bahkan mogok hanya karena menuntut hak, sementara kewajibannya terbengkalai. Kedepan saya tidak ingin melihat ada guru yang mengutamakan mengikuti seminar ketimbang masuk mengajar di kelas hanya karena mengejar target agar lulus sertifikasi. Saya ingin sekali melihat guru-guru bangkit dengan jiwa idealisme yang dijunjung tinggi. Jika Prof. Dr. H. Halide telah mencetak seorang Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI, kenapa kita tidak sanggup untuk mencetak Halide yang baru. Camkan, ini sebuah CITA-CITA.

07 December 2008

Advetorial

KELUARGA BESAR KAMPUS CEMARA

SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO

 

Mengucapkan

 

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1429 H

Insert Information

NAMA-NAMA KETUA OSIS SMAN 1 MANIANGPAJO

DARI MASA KE MASA

 

01.   PRIODE 1992/1993     :   RUDI

02.   PRIODE 1993/1994     :   SUDIRMAN MATTI

03.   PRIODE 1994/1995     :   ANDI SUMANGE ALAM

04.   PRIODE 1995/1996     :   DIANA PUSPITASARI

05.   PRIODE 1996/1997     :   JUSRIADI

06.   PRIODE 1997/1998     :   ZAINUDDIN

07.   PRIODE 1998/1999     :   AGUSTUBAIN

08.   PRIODE 1999/2000     :   ARMIGO MELLENG

09.   PRIODE 2000/2001     :   ABDUL RAHMAN

10.   PRIODE 2001/2002     :   RISFIL

11.   PRIODE 2002/2003     :   ANDI KASWAN

12.   PRIODE 2003/2004     :   UMAR SANDI

13.   PRIODE 2004/2005     :   ASMA AMIN

14.   PRIODE 2005/2006     :   SUTRISNO HASTA

15.   PRIODE 2006/2007     :   FREDY RATNA PUTRA

16.   PRIODE 2007/2008     :   MUHAMMAD ARAS

17.   PRIODE 2008/2009     :   JAMAL

 

05 December 2008

Kegiatan Kampus Cemara

LATIHAN KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS

DILAKSANAKAN DI SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO



Sebagai langkah awal dalam menampu kepemimpinan OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo, Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan Pelatihan Kepemimpinan Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, 5 s.d 6 Desember 2008 di Kampus Cemara SMA Negeri 1 Maniangpajo

Wakil Kepala Sekolah urs. Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus dalam sambutannya ketika membuka pelatihan tersebut mewakili Kepala SMAN 1 Maniangpajo mengungkapkan bahwa sebagai pengurus OSIS, tentunya dialah pemimpin OSIS, makanya pengurus OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo dituntut untuk memegang teguh ajaran Ki Hajar Dewantoro Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso. Tut Wuri Handayani. Menurutnya, ketika ajaran ini dipegang teguh, yakin dan percaya kesuksesan dalam memimpin organisasi akan berhasil.

Ketua Panitia, Yustiana mengungkapkan bahwa peserta pelatihan ini adalah seluruh Pengurus OSIS SMAN 1 Maniangpajo periode 2008/2009. sementara fasilitator/pemateri yaitu Mulianandar, S.Pd (Pembina SMAN 1 Keera), Hj. Andi Fatmawati, S.Pd, M.Si (Wakasek Humas SMAN 1 Maniangpajo), Hanaping, S.Pd. (Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Maniangpajo), dan Yasser Arafat (Pembina SMAN 1 Maniangpajo)

Pembina OSIS SMAN 1 Maniangpajo, Arifuddin, S.Pd., berpendapat bahwa kegiatan ini adalah kegiatan wajib pengurus OSIS yang terpilih. Meski telah mengikuti latihan kepemimpinan siswa, namun semua itu harus diulang kembali untuk menyegarkan pikiran mereka dalam bertindak di organisasi. Kuncinya.

Kegiatan Kampus Cemara

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENUAI PROTES GURU SENIOR

Dalam rangka memeriahkan Hari Guru XV, OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo melaksanakan pemilihan guru favorit, guru teladan, guru disiplin, guru simpatik, dan guru teladan. Merupakan sebuah kejutan bagi guru-guru SMA Negeri 1 Maniangpajo, karena kegiatan ini tidak diketahui sebelumnya. Ini sebuah surprise, ungkap Nurdin, S.Pd.
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Maniangpajo dalam pengakuannya pada redaksi www.campus-cemara.blogspot.com, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sengaja dirahasiakan untuk menghindari adanya interfensi dari guru terhadap siswa. Begitupun supaya tidak ada guru yang mengampanyekan dirinya, sehingga hasil yang dicapai murni dari siswa itu sendiri.
Atas pilihan siswa, Siangka Deru, S.Pd. terpilih sebagai guru favorit setelah mengungguli lima nominator lainnya yang terdiri atas Yasser Arafat, S.Pd, Wirna Widhamayanti Syam, Ratnawati, S.Pd, Harri Adriyanto, S.Pd. dan Panangiang, S.Ag.
Sementara itu, Wakasek Kurikulum, Drs. Muhammad Yunus terpilih sebagai guru disiplin setelah mengungguli Drs. Hamka, Karyawan, S.Pd., Drs. Ambo Ako, Hj. Hamdana, S.Pd. dan Hanaping, S.Pd.
Wirna Widhamayanti Syam dinobatkan sebagai guru idola mengungguli KM. Hasmuliyadi Hasan, Ratnawati, S.Pd, Muhammad Amri, S.Si, dan Nurdin, S.Pd. Lagi-lagi Wirna Widhamayanti Syam terpilih oleh siswa sebagai guru simpatik setelah mengungguli Munawir, S.Pd., Nurdin, S.Pd, KM. Hasmuliadi Hasan dan Nurdin, S.Pd
Pada kategori guru teladan, Yasser Arafat, S.Pd. dinobatkan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Maniangpajo untuk meraih gelar tersebut setelah mengungguli Drs. Jamade, M.Si., Hanaping, S.Pd, Drs. Muhammad Yunus, Abidin Ladju, S.Pd, dan Ratnawati, S.Pd.
Menanggapi hasil tersebut, beberapa guru senior merasa kecewa. Pasalnya yang dipilih oleh siswa sebagia besar adalah guru baru di SMA Negeri 1 Maniangpajo. Nada protespun mencuat. Hanya saja Kepala SMA Negeri 1 Maniangpajo, mengambil langkah cepat menenangkan protes tersebut. Menurutnya, hasil tersebut adalah pilihan siswa, bukan penilaian dari pihak sekolah, ungkapnya.

Massappa Werekkada