TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

29 March 2010

Resensi Buku

Menunggu Kehancuran Indonesia?

CoverIndonesia Abuhanifah

Judul                : Bahaya..!! Indonesia Menuju Keruntuhan

Penulis              : Willyuddin A.R. Dhani

Penerbit            : Abu Hanifah Publishing, Bogor

Halaman           : xvi + 347

Hari-hari negeri ini dihiasi oleh demonstrasi dan korupsi. Indonesia sepertinya mulai mengembangkan budaya baru. Budaya yang sesungguhnya sudah pernah ada di zaman dahulu, bahkan diceritakan di dalam Al-Quran. Budaya yang tumbuh berkembang oleh kaum `Aad, Tsamud dan penduduk Aikah. Penipuan, perpecahan, perzinahan, korupsi, ketamakan dan pengkhianatan. Inilah budaya kehancuran.

Budaya ini mulai disukai terutama dikalangan para mutrofiihaa. Mereka hidup mewah dan durhaka terhadap perintah Allah. "Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Allah, tetapi merek melakukan kedurhakaan.." [17:16]. Menurut Willyuddin, mereka adalah para pemimpin Negara di semua level, mulai dari pemimpin lembaga-lembaga tinggi Negara sampai aparat pemerintahan di tingkat desa. (hal.1) Seperti itulah, kehancuran suatu negeri dimulai dari pembangkangan para penguasa dan pejabat terhadap syariat yang telah ditetapkan oleh Allah.

Di antara yang menjadi penyebab runtuhnya suatu bangsa, menurut Willyuddin adalah diikutinya perilaku dan akhlak Fir`aun dan para pembesar (pembantu-pembantunya) serta para pendukung setianya oleh penduduk suatu negeri. Dalil yang diambil oleh Willyuddin adalah penyebutan yang berulang tentang keburukan keadaan Fir`aun sebagai contoh orang-orang yang dibinasakan, dalam surah Al-Anfal ayat 52 dan 54. (hal.141-142).

Buku ini mengingatkan kita pada kaum nabi Nuh `alaihissalam. Menurut riwayat mereka adalah kaum yang pertama kali berbuat syirik di kalangan bani Adam. Al-Quran mengatakan, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling dzalim dan paling durhaka. [53:52] Mereka memalingkan penghormatan kepada para tokoh agama kepada penyembahan berhala.

Ingatlah kisah kaum Tsamud. Mereka memiliki kemampuan dan kekuatan untuk membangun rumah-rumah yang megah di kaki bukit dan gunung-gunung. Sungguh kemampuan konstruksi yang bisa dibanggakan. Akan tetapi mereka menentang Nabi Shaleh. Setelah Allah menurunkan mukzijat untuk mendukung dakwah nabi-Nya, mereka malah bersekongkol untuk membunuhnya. Persekongkolan ini dimotori oleh 2 orang wanita kaya raya. Unaizah binti Ghanam dan Shadakah binti Mihya berani menggadaikan kemaluannya untuk siapa saja yang sanggup membunuh nabi Shaleh `alaihissalam dan unta betinanya.

Ada Namruj adalah salahseorang dari 4 raja dunia yang paling berkuasa. Dia mengumpulkan bala tentara untuk menunjukan permusuhannya kepada seorang penyeru agama tawhid. Kekuasaan yang ia miliki digunakan untuk menentang agama Allah dengan kesombongan, hingga Allah mengazab mereka dengan tentara berupa lalat. Ada lagi penduduk kota Madyan yang memiliki pohon keramat Aikah dan Sungai Rass untuk ngalap berkah. Sikap mereka dalam mengagungkan pemimpin diselewengkan oleh syaitan kearah syirik. Penduduk negeri Madyan mempunyai kebiasaan merampok, memeras dan mengurangi timbangan. Ketika nabi Syu`aib `alaihissalam menasehati mereka, mereka berkata: "kami tidak mengerti apa yang kamu katakan, kami melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau bukan karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu"

Contoh lain adalah kaum Nabi Luth `alaihissalam. Mereka menyukai sesama jenis (homoseksual) dan melegalkan penyimpangan seksual ini. Mereka juga mengancam akan mengusir orang yang menasehati mereka. Para lelaki mereka merampok setiap tamu yang singgah di negeri mereka dan memaksa pemuda asing untuk melayani perilaku seksual mereka yang menyimpang.

Dalam buku ini akan Anda temukan banyak contoh dari generasi terdahulu; bangsa-bangsa yang dimusnahkan. Betapa banyak tanda-tanda kehancuran yang dapat kita ambil pelajaran. Betapa banyak pula tanda-tanda tersebut mulai membudaya di negeri ini. Dengan bahasa yang lugas dan tegas, penulis buku ini ingin menyampaikan renungan sekaligus peringatan kepada seluruh elemen bangsa Indonesia agar menyadari bahaya kerusakan yang ada. Di dunia ini banyak sekali bekas-bekas peninggalan bangsa yang dimusnahkan, tapi tidak banyak dari kita yang mau mengambil pelajaran.

Pertanyaan untuk kita adalah, apakah kita tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang sebelum mereka? [40:82] Kemudian pertanyaan tersebut dijawab dengan sebuah narasi yang cukup deskriptif dalam Surah Al-Araaf: 182-183. "Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (kearah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh." Bahaya..!! Indonesia Menuju Keruntuhan.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada