TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

17 December 2008

Curhatku 1

Prof. Dr. H. M. Amien Rais dalam bukunya, menyangkut masa depan bangsa, kita tidak perlu takut menggelar pertukaran pikiran secara lugas dan tajam. Yang kita pertaruhkan adalah masa depan generasi muda kita yang rata-rata mulai pesimis melihat masa depan. Bila pesimisme itu sampai berubah menjadi apatisme, masih bisakah kita melihat masa depan kita dengan kepala tegak dan yakin diri? Hal ini yang memacu motivasi saya untuk berjuang menghentikan pemasungan anak negeri.

Pemasungan anak negeri, memang hanyalah sebuah istilah dari kejahatan terselubung di dunia pendidikan. Kejahatan-kejahatan yang tidak pernah kita rasakan tersebut umumnya bersumber dari pemerintah, guru dan siswa itu sendiri. Banyaknya kebijakan yang tidak bijak dari pemerintah, ketidak profesionalisme guru dan sikap siswa yang cenderung pesimis terhadap masa depannya adalah sebagian kecil dari fenomena kejahatan yang dimaksud.

Saya kagum dengan kisah Ibu Muslimah dalam novel/film Laskar Pelangi. Meski miskin harta namun amat kaya batin dan pahala. Di tengah hidupnya yang serba terbatas, Ibu Muslimah dan sejumlah kolega gurunya di Belitung mampu mengangkat orang-orang yang terjerambab tak berdaya dalam kemiskinan dan mengubahnya menjadi orang-orang yang mandiri dan berguna bagi banyak orang

Olenya itu, guru harus bangkit. Pemasungan anak negeri harus dihentikan. Caranya memegang teguh idealisme guru yang dewasa ini kelihatannya mulai runtuh. Sebagai pendidik kita harus menjaga rasa optimis dan ikut serta menjadi pelita dalam kegelapan. Perbaiki niat, untuk ikhlas mengabdi kepada bangsa dan negara di dunia pendidikan. Sehingga kelak, saya memimpikan guru betul-betul sebagai penyampai ilmu pengetahuan. Bukan tukang demo seperti yang sering dilakukan oleh beberapa rekan guru yang lain. Bukan pula sebagai tukang cela seperti apa yang pernah terjadi di beberapa daerah, guru mencela pemerintah.

Cara lain, rangkul seluruh anak bangsa. Kita ajak mereka melihat kedepan. Don't Look Back. Utamakan kepentingan umum ketimbang pribadi, dan dahulukan melaksanakan kewajiban sebelum menuntut hak. Kedepan saya tidak ingin melihat, adalagi guru yang demo bahkan mogok hanya karena menuntut hak, sementara kewajibannya terbengkalai. Kedepan saya tidak ingin melihat ada guru yang mengutamakan mengikuti seminar ketimbang masuk mengajar di kelas hanya karena mengejar target agar lulus sertifikasi. Saya ingin sekali melihat guru-guru bangkit dengan jiwa idealisme yang dijunjung tinggi. Jika Prof. Dr. H. Halide telah mencetak seorang Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI, kenapa kita tidak sanggup untuk mencetak Halide yang baru. Camkan, ini sebuah CITA-CITA.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada