TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

16 September 2009

PERANG PEMIKIRAN

 

Ahad, (14/9) kemarin menjadi sebuah motivasi untuk memposting tulisan ini, setelah sebuah komentar saya melalui dinding facebook dari seorang teman dikomentari oleh temannya teman tersebut. Sebutlah dia FK. Sama halnya dengan mahasiswa yang bergabung dalam Front Aksi Mahasiswa, melalui koordinator lapangannya, Indra Saputra yang menegaskan Malaysia adalah musuh yang nyata bagi Indonesia, FK malah menginginkan Malaysia menjadi Provinsi ke-34 bagi Indonesia.

 

Setelah kami berdua memutuskan tidak melanjutkan adu argumen tersebut, saya mencoba mencari bahan referensi untuk melengkapi pendapat saya. Dalam komentar-komentar tersebut, Saudara FK banyak mengambil referensi dari beberapa artikel yang didapatnya dari internet melalui search google. Disisi lain, saya mencoba berseberangan dengan Saudara FK, karena ada kemungkinan krisis Malaysia Vs. Indonesia terjadi karena proses adu domba yang dilancarkan oleh pihak lain terhadap kedua negara serumpun dan berpenduduk mayoritas Islam ini. Akhirnya saya menemukan tulisan Ustadz H. M. Nur Abdurrahman pada Rubrik Wahyu dan Akal-Iman dan Ilmu (890), Fajar, Minggu, 6 September 2009, halaman 19 "Tidak Perlu Emosi". Berikut petikannya:

 

Tanda tanya terjadi. Apakah benar Malaysia adalah musuh yang nyata bagi Indonesia? Apakah benar pemerintah Malaysia mengklaim Tari Pendet? Apakah benar Malaysia bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa kita dalam hal adat istiadat? Dari manakah sumber berita tersebut? Dalam Al Quran, Allah berfirman:

 

YA-AYYUHAL LADZI-NA A-MANU- IN JA-KUM FA-SIQUM BINABAIN FATABAYYANU- AN TUSHI-BU QAWMAN BIJAHA-LATIN FATUSHBIHU- 'ALA- MA- FA'ALTUM NA-DIMI-N,

 

Artinya: hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan berita, maka lakukanlah tabayyun (klarifikasi), jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kamu, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu.

 

Yang jelas bukan Pemerintah Malaysia yang mengklaim, akan tetapi berita yang benar adalah video klip Tari Pendet merupakan inisiatif Discovery Networks Asia-Pasific yang dibayar oleh Discovery Channel yang berkantor di Singapura. Itu artinya lain yang gatal, lain yang digaruk. Tentang adat-isitiadat, oh ini adalah "grey area" (daerah abu-abu), karena penduduk Malaysia terdiri dari beberapa etnis pendatang yang sudah bermukim "tujuh" turunan, antara lain etnis Melayu Deli, Minang, Aceh (ingat P.Ramlee, sutradara terkenal film-film Melayu Semenanjung, yang dalam salah satu filmnya ada background music berupa melodi "Terang Bulan"), serta etnis Bugis-Makassar.

 

Mengenai lagu rasa saying-sayange, apakah itu murni dari Ambon? Sama sekali tidak! "Rasa sayange, rasa saying sayange, e lihat nona dari jauh rasa saying sayange", itukan Cuma refrain. Itu didahului oleh Pantun Melayu, seperti antara lain:

Dari Mana Datangnya Lintah,

Dari Sawah Turun ke Kali

Dari Mana Datangnya Cinta

Dari Mata Turun ke Hati

 

Tentang Reog Ponorogo? Baiklah kita menyimak penuturan Effendy Choirie dalam diskusi di TV-One. Malaysia adalah campuran dari berbagai etnis yang masing-masing membawa budayanya. Effendy Choirie, yang menimba ilmu di Malaysia, menuturkan bahwa tatkala upacara penammatannya di Malaysia ada gamelan. Sekarang adalah generasi ketiga dari mereka yang etnik Jawa yang bawa Gamelan (dan reog) ke Malaysia.

 

Ada juga berita lucu dan kekanak-kanakan dari solo. Keceknyo ingin mensomasi Pemerintah Malaysia karena Lagu Kebangsaan Malaysia melodinya sama dengan lagu "Terang Bulan" yang direkam dalam piring-hitam oleh Lokananta. Itu Lokananta yang merekam tahun 1956 mengambil "Terang Bulan" dari mana? Ustadz H.M. Nur Abdurrahman masih mengingat ketika dirinya masih remaja, ketika sebuah komedi bangsawan membuka acaranya dengan:

Hip, hip hura selamatlah dating tuan. Kami terima dengan ketawa, dst, dst.

Dan tidak pernah lupa menyuguhkan lagu "Terang Bulan"

Terang Bulan, teranglah di kali buaya timbul kusangkala (*) mati

Jangan percaya mulutnya lelaki, berani sumpah tapi takut mati

------

 

(*)

Dalam rekaman Lokananta pakai awalan di. Dan inilah Lagu Kebangsaan Malaysia "Negaraku"

Negaraku tanah tumpahnya darahku

Rakyat hidup bersatu dan maju

Rahmat bahagia Tuhan kurniakan

Raja kita selamat bertahta

Rahmat bahagia Tuhan kurniakan

Raja kita selamat bertahta

 

Adalah kenyataan bahwa dalam lagu Kebangsaan Malaysia ada kata Tuhan, sementara dalam lagu kebangsaan kita, sama sekali tidak ada kata Tuhan, dan itu tidak sinkron dengan UUD 1945 BAB XI pasal 29, dimana termaktub dengan jelas : NEGARA BERDASAR ATAS KETUHANAN YANG MASA ESA

 

***

 

Alhasil, kalau ada permasalahan budaya dengan Malaysia, tidaklah perlu bersikap emosional, karena ada lembaga untuk membicarakan polemik itu dari hati ke hati secara rasional, yaitu lembaga Eminent Person Group (EMG), sebuah forum diskusi yang dibentuk oleh Indonesia dan Malaysia, yang beranggotakan tokoh-tokoh senior Indonesia dan Malaysia, guna menyelesaikan masalah antara kedua Negara. Sekali lagi tidaklah perlu bersikap impulsive emosional seperti bunyi spanduk yang ditayangkan pendemo: "GANYANG MALAYSIA". Memangnya mau mundur ke era Orde Lama!? Lebih baik menempuh diplomasi simpatik.

 

***

 

Untuk melengkapi tulisan ini, berikut petikan komentar saya [YA] dan [FK] dalam facebook tersebut sebagai berikut:

 

[YA] Pemerintah kita yang salah sobat. Kebudayaan kita tidak pernah didaftar untuk dipatenkan menjadi hak milik kita, Daerah kita tidak dijaga dengan baik, Generasi kita dibiarkan meninggalkan budayanya sendiri, dll. Kita gampang berbicara nasionalisme, tapi itu diluar kesadaran kita. Masyarakat kita terbuai dengan suguhan sinetron ISABELLA yang berbau Malaysia, padahal itu produk Indonesia. Kenapa ini dibiarkan? BUKAN UNTUK MENJADIKAN MALAYSIA SEBAGAI PROVINSI  KE-34 BAGI INDONESIA, MELAINKAN MENGAJAK WARGA INDONESIA MEMBERIKAN HAK MILIK KITA UNTUK MALAYSIA. Maaf, jangan emosi sobat.

 

[YA] Terkait dengan TARI PENDET, sebenarnya bukan Malaysia yang klaim sobat, melainkan sebuah perusahaan Descovery dari SIngapura.

 

[YA] Sementara lagu kebangsaan Malaysia yang ditengarai mirip dengan lagu TERANG BULAN milik Indonesia, memang hampir sama. Lagu kebangsaan Malaysia pertama kali saya dengar ketika saya mengikuti STUDY COMPARATIVE di UNIVERSITAS KEBANGSAAN MALAYSIA (PROGRAM PASCASARJANA S.2) <di sea games, Cuma instrumen>. Sementara lagu Terang Bulan pertama kali saya dengar pasca krisis Malaysia-Indonesia. Menurut saya, MIRIP TAPI TIDAK SAMA, tidak jadi masalah, toch terang bulan juga belum didaftar. Lagian apa bedanya sebagian lagu Indonesia yang dijiplak dari India, dll

 

[FK] saya akui pemerintah kita salah…tapi apa nda lebih salah bila tetangga kita masuk pekarangan kita dan mengklaim bahwa itu adalah pohon manggax??haruskah kita Cuma berdiam diri??(andaikan anda si pemilik rumah kira2 apa yg anda lakukan?apa anda rela memberikan pohon mangga anda?...saya salit juka anda memberikannya berarti anda bukan Cuma member pohon mangganya tpi sekalian dengan tanah t4 pohon itu tumbuh alias sebagian tanah anda) sinetron ISABELLA adalah sinetron terburuk yg pernah ada…sama seperti sinetron manohara…(liat ratingnya di google) tpi coba lihat di sinetronnya sendiri…yg memiliki sisi gelap dari pihak mana??malay bulan??

 

[FK] TARI PENDET …hmmm..ciri2 seorang pengecut jika ia berbuat salah maka ia akan menunjuk orang lain…!coba piker yg nyuruh bikin tu iklan sapa?gak mungkin inisiatif org" Discovery..sebelum iklan diluncurkan tentunya ada konfirmasi terlebih dahulu dari Negara yang bersangkutan..kan ada yang namanya persentase misalx.tidaklah mungkin Discovery berani membuat apalagi berani menayangkan iklan itu bila tidak ada ijin dari Malaysia… masa sebuah perusahaan mewakili sebuah Negara untuk meminta maaf bukanx sebalikx??menjengkelkan bukan??

 

[FK] coba anda search di google (lagu terang bulan soekarno)dan baca!!mustinya malysia tuh malu masa bikin lagu untuk Negara sendiri nda bisa dibuat??(sampai sekarang pun begitu…70% lagu di pasar musik Malay adalah lagu Indonesia…sampai2 mereka membatasi import lagu dari Indonesia…kasian banget kan??)dan yg protes keras terhadap lagu itu Cuma siempunya lagu saja(masalah hak cipta)…coba baca kasus SAYKOJI..!!Dan bukan Cuma itu lagu Indonesia Raya diplesetkan…apa rasa nasionalisme anda tetap tidak terbakar??yahh..wajarlah anda membela Malay wong anda dapat ijasah dari sana kok..S2 lagi..

 

[FK] Coba pikir apa yg kita jiplak dari Negara malay?kalupun ada coba dibandingkan!!belum soal ambalat…bagaimana gak jengkel kalo tuh "ayam" masuk dalam rumah…dan sudah beberapa kali diusir..selalu saja tetap masuk…meski pagar sudah ditutup tetep aja cari2 kesempatan buat masuk lagi!saya ambil sampel binatang dalam hal ini karna Cuma binatang yg kalo udah diusir selalu kembali lagi ……

 

[FK] Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, kita hadapi dengan  konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, kita hadapi dengan konfrontasi militer. Soekarno, 1963

 

[FK] TUNDUK TERTINDAS ATAU BANGKIT MELAWAN… KARENA DIAM ADALAH PENGHIANATAN!! TIDAK ADA KATA MERDEKA UNTUK MALAYSIA!!

 

[YA] Terakhir dari saya sobat: 1. Kenapa kita harus beradu argument begini? 2. Orang lain atau ayam tetangga masuk kepekrangan kita karena tidak dipagar. 3. Anda berpendapat setelah melihat dari satu sisi (artikel di media) dan saya berpendapat dari sisi yang satunya lagi (pendapat sendiri). Pantas tidak bisa ketemu sobat. & itu wajar saja. Penentuan hari raya saja di Islam, juga kadang berbeda

 

[FK] coba simak baik2 tulisan sy diatas..NO.2…meski pagar sudah ditutup tetep aja cari2 kesempatan buat masuk lagi! Kan ambalat sudah dipagar TNI AL… yahh..it's OK…lah…tapi argumen tidak akan terjadi bila tdk ada silang pendapat…sy udah gak mau panjang lebar…takut FBx AWAL penuh dengan pendapat2…hehehe..lets see what happen next…ntar kita sesame rakyat INDONESIA bertengkar Cuma gara2 MALING SHIT dan semoga tidak ada yang menjilat ludahx kembali…!Thanks Buddy..keep on u'r MALAY-PRO…!

 

[FK] sekali lagi saya serukan….! TUNDUK TERTINDAS ATAU BANGKIT MELAWAN… KARENA DIAM ADALAH PENGHIANATAN!! TIDAK ADA KATA MERDEKA UNTUK MALAYSIA!!

 

[YA] 4. Orang yang duduk dipemerintahan Malaysia sekarang, kebanyakan saudara kita keturunan bugis-makassar yang lahir dan dibesarkan disana. Selain itu sebuah daerah di Malaysia, disebut daerah BUGIS, 100% dihuni oleh saudara kita dari Indonesia. Olehnya itu, Kita juga harus berpikir, APAKAH INI BUKAN BENTUK ADU DOMBA DARI NEGARA LAIN, YANG MENGATAS NAMAKAN MALAYSIA? 5. Sekali lagi, saya melihat kasus ini dari sisi yang berseberangan dengan anda sobat. SAYA MELIHAT, ADA OKNUM LAIN YANG MEMANFAATKAN KRISIS AMBALAT UNTUK MENGADU DOMBA DUA NEGARA SERUMPUN dan MAYORITAS ISLAM INI. 6. Maaf jika ada salah. Selamat berpuasa. SUCCES FOR YOU.

 

[FK] yaaap….succes juga deh…met puasa…!saluut buat anda…!

 

Komentar-komentar tersebut, baiknya dijadikan bahan pemikiran. Yang jelas, saya tegaskan saya tidak mendukung Malaysia, tapi saya juga tidak langsung serta-merta menyalahkan Malaysia dalam masalah ini. Sebab, dimana ada kesempatan, disitu orang bertindak. Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Malaysia. Ketika melihat ada celah untuk mengklaim budaya milik Indonesia, saat itu mereka manfaatkan kesempatan. Kapan pejaga/petugas daerah perbatasan lengah, saat itu juga mereka masuk. Jangankan tanah yang dipagar rapat. Rumah yang tergembok-pun dengan sekian banyak gembok sering kemalingan, apalagi jika hanya dipagar. Begitupula sebuah gawang, yang tetap dijaga oleh kiper bekerjasama dengan sepuluh pemain lain dalam pertandingan sepak bola, toch tetap kemasukan juga.

 

Sekali lagi, kita sikapi Malaysia Vs. Indonesia dengan kepala dingin, tidak perlu emosi. Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, sanggupkah kita hadapi dengan  konfrontasi ekonomi disaat pertumbuhan ekonomi kita sangat sedikit setiap tahun? Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, sanggupkah kita hadapi dengan konfrontasi politik disaat praktik perpolitikan kita masih kebablasan? Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, sanggupkah kita hadapi dengan konfrontasi militer disaat perlengkapan militer kita sudah tidak layak pakai?. Soekarno berkata seperti itu pada tahun 1963, sekarang tahun 2009. Apakah seruan itu masih layak digunakan? WaLlahu a'lamu bisshawab.

 

Siapa yang salah antara saya dengan FK? Tidak ada yang salah! hanya saja perlu dipertegas, tidak ada kata menunda. Pemerintah mesti harus pro aktif dan cepat mematenkan apa yang mestinya menjadi hak milik bangsa ini. Jangan sampai diklaim lagi pihak lain baru kebakaran jenggot. Kedepan, saya khawatir, permainan tradisional bugis-makassar, seperti maggasing, mallogo, mammera, mallongga, maddongga, dll. Juga akan menjadi bahan klaim dari pihak luar utamanya Malaysia, karena Punggawa Malaysia sekarang adalah keturunan bugis-makassar. Disisi lain, permainan tradisional tersebut, belum pernah dipatenkan malah hilang ditelan masa. Generasi bugis-makassar sekarang ini malah menggandrungi permainan candoleng-doleng. INI SEBUAH REALITA, dan INI SEBUAH CELAH YANG BISA SAJA DIMANFAATKAN PIHAK LUAR.

 

Kita jangan bermental seperti Mbah Surip yang selalu ingin TIDUR dan tidak mau menjaga warisan nenek moyang kita melalui TAK GENDONG, KEMANA-MANA. (gendong = menjaga) ataukah dengan sebuah canda tawa I LOVE YOU FULL INDONESIA HA…HA…HA…., tapi yakin sobat, GARUDA DIDADAKU. SAYA YAKIN KITA PASTI MENANG, jika pemerintah sudah pro aktif untuk mematenkan semua hak milik kita. Saya yakin Sipadan dan Ligitan yang sudah direbut Malaysia, bisa saja kembali ketangan kita, jika pemerintah memiliki cukup banyak bukti jikalau itu milik Indonesia. begitupun dengan Ambalat.

 

Benarkah Indonesia Raya diplesetkan Malaysia? Bukankah sekarang mendapatkan alamat situs mudah? Semuanya masih perlu dikaji. Intinya, kita jangan terbuai dengan nafsu. Jangan emosi sebab siapa tahu Malaysia dan Indonesia hanya dimanfaatkan oleh oknum atau pihak lain yang tidak suka dengan Islam. Akhirnya. Harga mati. I LOVE YOU MOSLEM, I LOVE YOU INDONESIA. (tidak pakai ha…ha…ha…)
 
Lakadaung, 16 September 2009
*** Accher ***

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada