TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

06 October 2009

Numpang Nulis

INDONESIA KAYA
(Kiriman: Afrat Ogi Wajo via Facebook)


Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya SDA. Itulah sebabnya dahulu
banyak bangsa asing yang menjajah negeri kita. Seperti inilah yang
gambaran kekayaan Indonesia yang selalu didendangkan guru di depan
siswanya, hingga kita seakan tak sadar bahwa negeri kita memiliki
kekayaan yang lain, seperti etnis, budaya, bahasa, kesenian, adat
istiadat, dsb.


Indonesia yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, kecuali Timor
Leste--sewaktu lagu "Dari Sabang sampai Merauke" diciptakan, Timor
Timur (sekarang Timor Leste) merupakan bagian NKRI--memiliki banyak
etnis dan setiap etnis memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda,
termasuk bahasa. Bahkan, terkadang ada suatu etnis yang memiliki lebih
dari 1 (satu) bahasa, seperti etnis Bugis.


Bahasa Bugis memiliki banyak varian. Sebagai contoh kata "tikus" yang
dalam bahasa Bugis terdapat 2 (dua) penyebutan. Ada komunitas yang
menyebutnya "balao", namun ada pula komunitas yang menyebutnya
"balesu".


Kekayaan Indonesia dalam hal bahasa lebih terasa lagi jika kita
menilik kata "beras". Kata teman saya (baca: Rahma Nanda), jika beras
dimasak biasa, namanya "nasi", namun jika dibungkus daun pandan atau
daun lontar, namanya "ketupat", jika dibungkus plastik, namanya
"lontong", jika dibungkus daun pisang, namanya "burasa", dsb,
bergantung cara kita memasaknya.


Berbeda dengan negara lain seperti Inggris. Dalam bahasa Inggris, kita
mengenal kata "rice". Kata teman saya juga, jika rujukannya (baca:
rice) dimasak dengan cara apapun, namanya tetap "rice".


Saya sempat berpikir, mungkin orang Inggris tidak kreatif dalam
berbahasa atau justru tidak kreatif memasak sehingga tidak ada yang
bisa diberi nama.


Sungguh kaya negeriku! Tapi kenapa masih banyak rakyatnya yang miskin,
termasuk penulis?

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada