TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

03 June 2010

Inilah Pengakuan Relawan Indonesia di Kapal Mavi Marmara

Tiga relawan Indonesia yang ada di kapal bantuan Gaza menuturkan kisah
penyerbuan pasukan militer Israel.

Wisnu Pramudya dari Sahabat al-Aqsa menuturkan bahwa penyerbuan
pasukan elite Israel yang bersenjata lengkap awalnya dilakukan lewat
boat kecil. Namun penyerbuan tersebut gagal. Setelah itu mereka
menerjunkan pasukan komando dari helikopter.

"Saat itu kami hampir menyelesaikan salat subuh berjamaah yang
dilakukan di buritan (bagian belakang) kapal pesiar Mavi Marmara,"
ujar Wisnu yang dihubungi oleh Asyari Usman melalui telepon, Rabu
(1/5/2010) malam.

"Orang-orang yang belum selesai salat pun langsung berhamburan, dan
saya sendiri tidak konsentrasi lagi," ujarnya.

Menurut Wisnu, para relawan secara spontan melemparkan apa saja yang
mereka dapat ketika pasukan elite Israel yang berada di boat mencoba
menaiki kapal mereka. Pasukan militer yang berada di helikopter juga
berusaha turun ke kapal dengan menggunakan tali.

Sebagian relawan yang merasa tentara Israel melakukan tindakan melawan
hukum karena saat itu kapal masih berada di perairan internasional,
akhirnya melakukan perlawanan. Walaupun terjadi perkelahian antara
relawan dengan pasukan militer Israel, akhirnya kapal Mavi Marmara
berhasil dikuasai Israel. Akdi di kapal Mavi Marmara tersebut
menimbulkan korban jiwa dan sebagian besar aktivis terluka.

Wisnu juga membantah keterangan pihak Israel yang menyatakan
pasukannya melakukan bela diri. Dikatakan Wisnu, tidak mungkin para
relawan akan menimbulkan ancaman serius terhadap pasukan Israel karena
perlawanan yang dilakukan hanya dengan senjata seadanya.

Wisnu menjelaskan, peristiwa sejak pasukan Israel mendarat dari
helikopter hingga berhasil menguasai kapal Mavi Marmara, terjadi dalam
waktu 1,5 jam. "Satu setengah jam yang mengerikan, penuh dengan
kebrutalan tentara Israel," kata Wisnu.

"Kami relawan yang tidak membawa apa-apa dihadapkan pada pembajak yang
bersenjata lengkap. Masing-masing mereka membawa pistol, senjata
dengan peluru tajam, senapan mesin, dan sebagainya," tambah Wisnu
Pramudya.

Tindakan kekerasan yang dilakukan pasukan elite Israel itu, menurut
Wisnu, menyebabkan banyak relawan yang luka-luka. "Saya lihat sendiri
orang yang luka-luka, ada yang di kepala, di tangan, ada yang
tertembus peluru, dan sebagainya," kata Wisnu.

Ditambahkannya, semua relawan --termasuk anggota-anggota parlemen dari
berbagai negara-- diborgol dan dipaksa berjalan menuruni kapal sewaktu
kapal merapat di pelabuhan Ashdod.

"Salah seorang relawan kemudian meminta tentara Israel agar berhenti
menembak, dan mengatakan kepada seluruh penumpang kapal agar tidak
melawan," kata mantan Pemred salah satu majalah terbitan Jakarta itu.

Isteri Wisnu, Santi Soekanto --putri penulis kawakan Soekanto--
mengatakan, dia sempat ditodong dengan senapan mesin ketika tentara
Israel itu memerintahkan para wanita untuk duduk di tempat tetapi
masih melihat Santi melakukan gerakan.

Sementara itu, Ferrry Noor dari Komite Indonesia untuk Solidaritas
Palestina (Kispa) menegaskan bahwa misi kemanusiaan yang dipimpin
armada Mavi Marmara milik Turki itu adalah murni untuk tujuan
kemanusiaan.

Dia membantah tuduhan yang diungkapkan berulangkali oleh Israel bahwa
armada itu bermaksud untuk melakukan konfrontasi. "Kita sudah
berkomiten di Istanbul dan membuat pernyataan yang ditandatangani
bahwa kita murni misi kemanusiaan dan kita tidak membawa senjata,"
kata Ferry.(BBC)

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada