TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

16 August 2008

BUKUNYA ACCHER

BAB V
CINTA – PACARAN = HUBUNGAN ISLAMI

A. CINTA ATAU PACARAN
Jika dikaji, kata remaja merupakan singkatan dari Rencana Masuk Jannatunnaim (Surga). Namun, antara cinta dan pacaran yang dihadapi oleh remaja, manakah yang sesuai dengan ajaran Islam?, Apa saja yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuannya (masuk Surga)? Pada pembahasan sebelumnya, telah diutarakan tentang defenisi cinta dan pacaran. Pada dasarnya cinta bersifat umum dan pacaran bersifat khusus kepada sesama manusia.
Cinta seorang laki-laki terhadap seorang wanita adalah fitrah. Namun, ada yang berubah menjadi berhala ada juga yang bermuara pada keridhaan Allah SWT. Kecintaan yang lebih mengedepankan kepuasan syahwat menjadikan cinta itu berlumuran birahi, maka anding akhir dari percintaan itu adalah kebosanan dan sifat frustasi. Karena cinta yang dilandasi syahwat dipenuhi angan-angan kosong yang ketika sampai pada hubungan intim, kenikmatan itu hanya terasa beberapa menit saja. Selebihnya adalah rasa lelah dan kebosanan.
Sebaliknya cinta yang diridhai Allah SWT akan penuh mawaddah dan rahmah karena berada dalam lingkup yang diridhai Allah SWT (Pernikahan). Pernikahan itu menjadi tulang puggung keberlangsungan generasi berikutnya. Disanalah segala yang diharamkan sebelumnya jadi halal yaitu yang terkait dengan aurat masing-masing dan hubungan intim. Bahkan berubah menjadi ibadah yang pahalanya besar disisi Allah SWT.
Cinta itu tidak buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelinga. Cinta itu pasif dan akan aktif bergantung cara manusia mengaktifkannya. Jika cinta hinggap dimata manusia yang tidak beriman, akan merubah mata itu menjadi mata keranjang. Jika cinta hinggap dihati manusia yang bersahabat dengan syetan, maka cinta akan menjelma menjadi birahi. Karena tidak sedikit manusia yang menjadi budak nafsu dan menjadi korban cinta.
Cinta yang hinggap dimanusia durjana akan merubah cinta menjadi medium zina. Akibatnya segala yang dilakukan atas nama cinta menjadi bentuk zina yang terang-terangan. Seluruh anggota badannya berzina termasuk kemaluannya yang merupakan zina paling besar dosanya. Di era modern ini, cinta yang berarti zina ini telah membudaya sehingga menjadi malapetaka yang mengancam eksistensi manusia sebagai makhluk beradab.
Akibat cinta zina ini maka menjamurlah perilaku syetan yang jadi kebanggaan. Yang paling klasik, muncul budaya pacaran yang sesungguhnya bukan pacaran melainkan perzinaan. Jika pacaran yang asalnya saling mengenal, maka kini berubah menjadi upaya saling melampiaskan nafsu hewani. Jadilah manusia itu binatang bahkan lebih sesat dari binatang.
Agar manusia tidak terjerumus ke lembah binatang, maka Islam membuat rambu-rambu, batasan-batasan atau hukum-hukum agar manusia tetap menjadi manusia. Aturan-aturan Allah SWT, bukan untuk mengekang manusia tapi untuk memuliakan manusia agar beda dari mahkluk Allah SWT yang lainnya. Tidak ada aturan Allah SWT yang didalamnya untuk membebani manusia. Aturan itu dibuat justru untuk kebahagiaan manusia.
Batasan-batasan atau hukum-hukum Allah SWT, itu sudah jelas mana yang halal dan mana yang haram. Pribadi muslim harus menerima keputusan Allah SWT dengan bulat dan tidak boleh melanggarnya. Zina telah digariskan oleh Allah sebagai perbuatan yang haram, jangan pernah bermimpi menghalalkan zina. Sampai kapan pun zina akan tetap haram, walaupun saat berzina membaca basmalah atau dilakukan suka sama suka. Bahkan jangankan zina, jalan menuju ke arah zina pun sudah dilarang apalagi berzinanya.
Rasulullah SAW, begitu tegas melarang seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim duduk berduaan. Bahkan, oleh sebagian besar ulama mengatakan belajar beduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim itu juga hukumnya haram. Karena tidak akan pernah seseorang berdua dengan lawan jenisnya kecuali syetan yang ketiganya. Keindahan dan keceriaan saat berduaan adalah ibarat racun berbalut madu. Sebuah keindahan dan keceriaan yang akan menjerumuskan mereka pada jurang kehinaan dan sengaja mencampakkan harga dirinya sebagai manusia.
Kenapa Rasulullah SAW begitu tegas melarang hal ini? Karena perzinahan diawali dengan menyepi berduaan. Syetan tidak akan sekaligus menjerumuskan seseorang pada perzinahan, namun terlebih dahulu menggiringnya ke lembah zina tanpa mereka sadari. Mulai berduaan, lantas berpegangan tangan, saling raba, berciuman, dekapan, kemudian sampailah pada zina, hubungan intim tanpa ikatan pernikahan. Nau’udzubillahi min dzalik.
Bagi mereka yang masih memiliki nilai-nilai keimanan, apakah terhadap kekasihnya atau terhadap orang lain dengan dalih belajar bersama, dll, tidak akan berani menyepi berduaan karena merasa kehadiran Allah SWT dalam hidupnya. Merekalah yang selamat dari kehinaan.
Islam sungguh arif dalam mengatur hubungan laki-laki dan perempuan, jangankan berzinah mendekatipun divonis haram. Hal ini untuk menjaga kemuliaan manusia agar tidak terjerumus pada rayuan syetan yang menyesatkan.

B. ADAKAH PACARAN ISLAMI
Dalam pemaparan pada bab sebelumnya, disebutkan bahwa pacaran bukan dari Islam melainkan budaya jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh segenap remaja muda Islam. Untuk itu seorang muslim harus selektif dalam melakukan suatu amalan. Setiap perilaku yang bukan dari Islam harus dibuang jauh-jauh karena akan mendatangkan bencana dalam hidup. Sebaliknya apa yang datang dari Islam harus disambut karena akan mendatangkan berbagai kemaslahatan.
Musuh dalam selimut itu lebih berbahaya dari pada musuh yang jelas di depan mata. Musuh dalam selimut sulit untuk diidentifikasi sehingga memerlukan ketelitian ekstra. Begitu banyak umat yang mengaku Islam tapi perilakunya merusak Islam. KTP Islam, tapi perampok, penjambret atau pencuri. Selalu berpakaian koko tapi koruptor, titel haji tapi bandar judi. Dan masih banyak banyak lagi, semuanya adalah upaya pembusukan Islam dari dalam.
Simbol-simbol Islam banyak yang disalah gunakan. Tak sedikit remaja masjid yang berpakaian nampak Islami, wanita dengan jilbabnya atau laki-laki dengan baju koko dan kopianya, namun mereka asyik bergerombol dan bercengkrama tanpa ada batas. Dibulan ramadhan, dengan alasan pergi shalat subuh, akan tetapi dibalik semua itu, setelah tunaikan shalat mereka bergegas keluar masjid untuk bertemu. Alasannya, takut kesiangan.
Tak sedikit pula santri-santri yang sudah berani berpacaran dengan mengatas namakan pacaran islami. Mereka mencoba mencampurkan yang hak dengan bathil. Padahal pacaran sudah jelas bukan dari Islam, sehingga mustahil ada pacaran Islami.
Melegalisasi pacaran dengan dihiasi simbol-simbol Islam merupakan perilaku biadab, sama dengan mengotori Islam secara terang-terangan dan pelecehan yang nyata. Akibatnya muncul image yang tidak baik terhadap Islam. Yang lebih dikhawatirkan, Islam dianggap mensahkan pacaran. Padahal sampai kapan pun hukum-hukum islam akan senantiasa dipelihara Allah SWT.
Pacaran adalah jalan syetan yang lurus menuju neraka. Kenapa dikatakan demikian? Karena fitnah seksual adalah simbol syetan yang paling efektif. Setiap orang memiliki nafsu birahi. Nafsu ini sengaja ditanggulangi oleh syetan agar manusia dapat melampiaskannya diluar jalur Islam. Diantara cara syetan menunggangi nafsu birahi ini adalah dengan pacaran. Saat berduaan dengan sang pacar, syetan menjadi pihak paling aktif membisikkan pada mereka berdua agar menghabiskan waktunya dengan penuh kemesraan.
Syetan terus menerus membisikkan kenikmatan semu, sehingga dua insan itu larut dalam kenikmatan berpacaran yang menghantarkannya pada jurang kehinaan. Akibatnya, dia tidak berpikir akibat yang muncul kemudian. Setelah berzina, lantas hamil, kemudian aborsi atau membunuh bayi yang baru dilahirkan, dosa itu bertumpuk memenuhi kehidupannya.

C. PACARAN MASA KINI
Sebuah ungkapan jangan beli kucing dalam karung nampaknya menjadi alasan klasik untuk membenarkan pacaran. Biarkan muda-mudi menentukan nasib hidupnya dengan menentukan pasangan yang tepat. Biarkan mereka mengenali pasangannya tanpa interpensi orang tua. Zaman kini telah berubah bukan zaman batu lagi, anak-anak tidak boleh dikekang. Kini bukan zaman sitti Nurbaya, jodoh itu harus ditangan anak sendiri. Sudah menjadi tuntutan zaman jika muda-mudi itu asyik senang-senang. Ungkapan-ungkapan tersebut menjadi trend di era modern ini, sungguh ungkapan yang tidak bertanggung jawab.
Zaman sudah menjadi kambing hitam, kebobrokan moral dianggap zamannya, zina itu modern dan acaran itu trend. Pacaran dianggapnya upaya mengenali si pacar. Padahal pacaran adalah saat-saat paling munafik dalam kehidupan seseorang. Munafik karena masing-masing akan berusaha menutupi kelemahannya dan dengan ponggahnya menampakkan kelebihan masing-masing bahkan hal tak lebih pun ditonjol-tonjolkan.
Itulah pacaran, saat remaja mulai belajar menjadi pembohong besar. Rayuan gombal berkali-kali dilontarkan. Segudang janji menjadi hal yang teramat murah. Dalamnya lautan akan kuselami, luasnya samudera akan kusebarangi, belahlah dadaku, hidupku untukmu semuanya, dihatiku hanya ada kamu, cintaku tak akan lapuk, aku rela mati demi cintaku, dll adalah ungkapan yang sesungguhnya bohooong.
Jadi pacaran bukan upaya mengenal calon pasangan, melainkan upaya menyalakan tungku birahi. Biasanya muda-mudi yang berpacaran berpakaian menantang, parfum yang menusuk hidung, dan suasana dibikin seromantis mungkin. Semuanya adalah api yang akan memanaskan birahi bahkan menghanguskannya. Melihat aurat sang pacar yang begitu menantang, nafsu laki-laki mana yang tidak bangkit. Akibatnya tungku itu benar-benar menyala dan perilaku nista (zina) itu benar-benar terjadi. Hanguslah kehormatan kedua insan itu dihadapan Allah SWT, sementara syetan tertawa riang.
Itulah pacaran, racun yang berbalut madu, tawa yang sesungguhnya tangisan dan keindahan yang sesungguhnya fatamorgana. Pacaran menjadi biang keladi kemungkaran yang dilakukan dua sejoli itu. Memang, masa pacaran adalah masa ketika rasa suka dan duka tumpah ruah dalam romantika hidup yang tiada tandingan serasa dunia milik mereka berdua. Hubungan mesra antar lawan jenis sebelum jenjang pernikahan itu itu hakekatnya memiliki maksud yang terselubung yaitu memperkenalkan pola hidup free sex.
Umumnya generasi muda tidak menyadari bahwa pacaran yang mereka jalani adalah sebuah jalan yang menghantarkannya pada aib, kerusakan moral dan harga diri yang tergadaikan. Mereka mempersembahkan kehidupannya pada nafsu serakah yang menjadikannya sosok binatang yang bertubuh manusia.

D. FITNAH PACARAN
Fitnah atau bahaya yang muncul dari pacaran adalah :
1. Kontak pandangan yang bermuatan syahwat
Hal yang satu ini jelas terlarang kecuali jika tidak disengaja. Namun hal yang mustahil terhindar jika di sekelilingnya lawan jenis, tentu akan sulit menundukkan pandangan.
"Dari Jabir bin Abdillah r.a. ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba, maka Rasulullah menyuruh saya memalingkan pandangan mata saya". (HR.Muslim).

"Pandangan itu adalah anak panah beracun dari anak-anak panah iblis, siapa saja yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, ia akan dikaruniai oleh Allah keimanan yang terasa manis di dalam hatinya". (HR. Hakim).

2. Kontak fisik
Sangat sulit menghindari kontak fisik jika bergerombol bercampur-baur dengan lawan jenis. Padahal Rasulullah SAW. mengharamkan bersentuhan kulit antar lawan jenis.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Sesungguhnya salah seorang di antaramu ditikam dari kepalanya dengan jarum dari besi, adalah lebih baik daripada menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya". (HRTabrani).

“Tangan Rasulullah SAW. tidak pernah sama sekali menyentuh tangan perempuan di dalam bai'at, bai'at Rasulullah dengan mereka adalah berupa ucapan." (HR.Bukhari).

Dengan demikian bisa dimengerti mengapa Rasulullah SAW. melarang ikhtilat atau campur-baur antar lawan jenis.
3. Zina
Zina, lacur, atau hubungan intim luar nikah adalah suatu perilaku nista dan terkutuk yang merupakan aib yang teramat besar di hadapan Allah SWT. Sebuah perbuatan yang mengandung dosa besar. Tidak ada yang bisa mengampuni atau menghapus dosanya ini selain taubat yang sungguh-sungguh dan jika di negara Islam ia sanggup menerima hukuman berupa rajam atau jilid. Perbuatan ini sering terjadi dengan atas nama pacaran.
Pacaran telah diartikan "pemanasan" atau ajang untuk saling mencurahkan segala rasa sebelum tibanya hari pernikahan. Sehingga istilah "dokter-dokteran" telah sangat populer di kalangan remaja modern. Bahkan banyak remaja telah berani menjadwal hubungan badan (zina) saat berpacaran layaknya suami-istri. Hal ini bisa diamati dari banyaknya remaja yang bicara blak-blakan di tabloid-tabloid remaja.
Syetan tidak akan sekaligus menjerumuskan manusia, melainkan setahap demi setahap. Bisikan iblis sungguh berbisa. Tak henti-hentinya menggoda manusia dari segala penjuru, baik depan-belakang maupun kanan-kiri.
Firman Allah SWT.:
"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS. Al-A'raf: 17).

Jika satu arah tidak bisa ditundukkan, maka ia akan senantiasa mencari arah lain hingga manusia benar-benar disesatkannya. Jika sulit dicegah untuk berbuat baik, maka syetan tetap akan menggodanya dengan cara lain.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Dalam hati manusia itu ada dua bisikan. Pertama, bisikan Malaikat. Yaitu bisikan yang selalu mendorong untuk berbuat baik, meyakinkan yang benar. Barang siapa yang merasakan hal itu dalam hatinya, ketahuilah bahwa bisikan itu diridhai Allah. Kedua, bisikan dari syetan (musuh manusia). Yaitu bisikan yang selalu mendorong untuk berbuat jahat dan mendustakan kebenaran serta melarang manusia untuk berbuat baik. Barang siapa yang merasakan hal itu dalam hatinya, maka segerakan berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Kemudian (Rasulullah) mengutip firman Allah Ta'ala (Al-Baqarah: 268) "Syetan itu akan selalu menjerumuskan manusia pada kefakiran dan menyuruh kamu untuk selalu berbuat jahat." (Ihyaa'Ulumuddin).

Hadits ini memberikan peringatan pada manusia untuk senantiasa hati-hati dari setiap bisikan syetan. Setiap kali ada dorongan untuk herbuat jahat, Rasulullah memerintahkan untuk segera berlindung pada Allah. Artinya segera berpaling dari bisikan jahat itu dan kembali menuju kebenaran.
Makna bisikan syetan pada Hadits tersebut sebenarnya bukan hanya bisikan dalam arti dari makhluk ghaib yang namanya iblis atau syetan saja. Tapi juga dari syetan dalam wujud manusia. Hal ini sesuai dengan penjelasan Allah SWT dalam Surat An-Nas ayat ke-5 bahwa syetan (pembisik jahat) itu ada dua yaitu dari golongan jin (iblis) dan dari golongan manusia. Yaitu manusia yang bermental iblis. Dalam berpacaran si laki-laki yang berperan sebagai syetan atau mungkin sebaliknya, si wanita yang menjadi syetan.
Rayuan gombal seperti diungkapkan di atas adalah rayuan yang sesungguhnya godaan untuk berbuat maksiat. Gombal biasanya dilakukan laki-laki. Sementara wanita menggoda dengan auratnya atau dengan pakaian mini yang menantang atau dengan pakaian ketat. Itulah godaan syetan laki-laki dan syetan wanita yang menjelma dalam tubuh sepasang kekasih. Karena keduanya sudah memposisikan diri sebagai syetan, maka hanyut dalam maksiat seolah surga, padahal sekedar fatamorgana yang akan menyisakan selaksa sesal.

E. HUBUNGAN ISLAMI
Islam telah memiliki konsep tersendiri dalam mengatur hubungan antarlawan jenis. Konsep ini dibuat agar hubungan terjalin dengan sehat dan saling menyelamatkan dan menghindari fitnah seksual sebelum naik ke pelaminan. Konsep ini bukan pacaran (yang islami), namun penyusun menyebutnya hubungan cara Islam.
Hal ini menunjukan bahwa Islam tidak pernah melarang untuk jatuh cinta atau menjalin hubungan, justru Islam menganjurkannya. Silakan menjalin hubungan seerat mungkin, tapi jangan lupa, tidak boleh melampaui batas-batas yang telah digariskan Islam. Di bawah ini dibahas hal-hal yang terlarang untuk dilakukan dan berbagai kiat hubungan yang sehat tanpa melanggar syar'i. Dimaksud wilayah terlarang adalah hal-hal yang haram dilakukan kedua pasangan dalam menjalin hubungannya.



1. Mengumbar pandangan
Islam mengharuskan baik laki-laki atau wanita untuk menundukkan pandangan agar terhindar fitnah seksual melalui mata. Diharamkan untuk mengumbar pandangan. Mata jelalatan menunjukkan syetan telah mengendalikan mata itu.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Pandangan (jelalatan) itu adalah anak panah beracun dari anak-anak panah iblis, siapa saja yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, ia akan dikaruniai oleh Allah keimanan yang terasa manis di dalam hatinya." (HR. Hakim).

Allah SWT. berfirman:
"Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki (muminin) agar mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya, janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya". (QS. Al-Nur : 30-31).

Pandangan mata terhadap lawan jenis secara psikologis dapat menimbulkan dorongan seksual, dan dorongan seksual ini senantiasa menuntut orang yang tak beriman bisa mengambil jalan pintas guna memuaskan tuntutan seksualnya yang bergejolak. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pengertian tentang manfaat menjaga dan bahaya mengumbar pandangan mata.
Menjaga pandangan di sini mempunyai dua arti, yaitu pertama, pandangan lahir, yaitu melihat dan menikmati bagian-bagian tubuh yang menarik dan menggairahkan nafsu birahi. Kedua, Pandangan bathin, yaitu syahwat yang timbul dalam hati untuk mengadakan hubungan seksuil atau perbuatan-perbuatan lain yang melanggar kesusilaan setelah melihat bentuk lahir dari lawan janis seks yang berlawanan.
Di antara manfaat menjaga pandangan mata adalah, merasakan manisnya iman dalam hatinya. Hal ini sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW.:
"Tidak ada seorang muslim yang memandang keindahan seorang perempuan, lalu ia menahan pandangannya, melainkan akan dijadikan baginya suatu ibadah yang kemanisannya akan ia rasakan dalam hatinya." (HR.Tabrani dan Ahmad).
Orang yang senantiasa menjaga matanya, juga mendapat jaminan dari Allah SWT. bahwa ia tidak akan melihat api neraka, hal ini dikatakan Rasulullah SAW. berikut ini:
"Ada tiga kelompok manusia yang mata mereka tidak akan melihat api neraka yaitu orang-orang yang matanya terjaga di jalan Allah, orang yang matanya menangis karena takut kepada Allah dan orang-orang yang matanya tidak man melihat hal-hal yang diharamkan Allah ." (HR.Tabrani).

2. Sentuhan dan rabaan
Islam tidak membenarkan laki-laki dan perempuan bersentuhan kulit. Sentuhan tangan haram hukumnya apalagi ciuman, cubitan mesra, colek mencolek, dekapan, saling gandeng dan saling gendong. Sentuhan dapat membangkitkan birahi. Walaupun sensitivitas masing-masing kulit berbeda, umpamanya kulit tangan beda dengan kulit wajah, namun sentuhan tangan adalah awal dari sentuhan lainnya. Biasanya jika tangan sudah diberikan, lambat-laun pipi, bibir, paha, dan yang lebih sensitif dari itu akan diberikan pula.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Sesungguhnya salah seorang di antaramu ditikam dari kepalanya dengan jarum dari besi, adalah lebih baik daripada menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya". (HR.Tabrani).

"Tangan Rasulullah SAW. tidak pernah sama sekali menyentuh tangan perempuan di dalam bai'at, bai'at Rasulullah dengan mereka adalah berupa ucapan". (HR.Bukhori).

3. Asyik bercengkrama berdua
Dari Jabir, Nabi SAW. bersabda, "]anganlah kalian masuk ke tempat wanita yang sendiri karena syetan merasuki seseorang lewat aliran darahnya." Kami bertanya: "Walaupun dirimu?" Beliau menjawab, "Ya, walaupun aku, tetapi Allah menolongku maka aku selamat." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi)

Berdua apalagi di tempat sepi memang asyik, namun kelakuan itu mengundang kehadiran syetan. Mungkin nikmat, tapi nikmat yang membawa derita. Saat berdua ditemani syetan sangat mungkin terjadi berbagai pelanggaran lainnya. Umpamanya bersentuhan, pandang-memandang, buka-bukaan dan lain-lain.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi-sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi muhrimnya, sebab bila demikian syetanlah yang menjadi pihak ketiganya." (HR. Ahmad).

Hadits ini tidak melarang hubungan cinta, tapi larangan berduaan. Bagaimana caranya agar dapat bertemu namun tidak melanggar? Temani oleh muhrim atau anggota keluarga yang telah baligh umpamanya orang tua, kakak atau paman. Jadi pertemuan itu bisa jadi ajang silaturahmi yang diridhai Allah bukannya justru jadi ajang pertemuan yang mengundang syetan.
4. Buka-bukaan (Aurat)
Aurat secara garis besar berarti lokasi dari anggota tubuh tertentu dari manusia yang mengandung muatan seks atau mengandung daya tarik seks. Sehingga jika aurat ini sengaja atau tidak sengaja ditampakkan, akan membangkitkan birahi dan memancing lawan jenis untuk melakukan hubungan intim. Bagi wanita, nyaris seluruh tubuh dan gerakannya mengandung muatan seks. Sementara bagi laki-laki justru hanya sebagian kecil dari tubuhnya dan gerakan tubuhnya yang bisa dikategorikan aurat.
Dalam Islam, aurat bisa berarti hal-hal yang malu jika ditampakkan dan sesuatu yang haram atau terlarang untuk diperlihatkan terutama pada lawan jenis. Aurat bisa juga berarti kelemahan, artinya, dalam tubuh tersebut ada kelemahan yang jika tidak bisa menutupinya atau tidak bisa menjaganya wanita bisa celaka atau terjerembab pada lembah kehinaan dan dikuasai sepenuhnya oleh lawan jenis (laki-laki).
"Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan bcrkata, "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam Burga)." (QS. Al-'Araf: 20).

Dalam berpacaran, remaja masa kini biasanya memakai pakaian seronok (mini) dan ketat atau membentuk anggota tubuh. Tak jarang malahan dengan bangganya mendemontrasikan kemolekan tubuhnya di hadapan sang kekasih. Maksudnya agar dapat menarik si pacar atau memujinya sebagai wanita seksi. Perilaku ini sesungguhnya menghinakan dia sebagai seorang wanita. Jadilah ia wanita murahan yang memamerkan kemolekan tubuhnya tanpa pamrih.
Islam mengajarkan kepada umat manusia cara menundukkan hawa nafsu. Islam memerintahkan perempuan menutup auratnya dan bagi laki-laki hcndaklah menundukkan pandangannya. Hal ini dapat dimaklumi karena seluruh tubuh perempuan Itu aurat yang jika terbuka bisa mengundang malapetaka berupa berbagai jenis pelecehan seksual di atas.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Dari 'Aisyah ra. bahwasannya Asma binti Abi Bakar ke tempat Rasulullah dan dia (Asma) memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah SAW. berpaling seraya bersabda : Hai Asma, sesungguhnya apabila perempuan telah dewasa, tidak menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini, sambil Rasulullah menunjuk muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan".(HR. Abu Dawud)

Pentingnya menutup aurat, hingga Allah SWT. harus menegaskan lagi dengan berbagai keterangan seperti, Allah SWT. tidak akan menerima ibadah seorang perempuan baligh bila tidak menutup auratnya. Hal itu tercermin dalam sabda Rasulullah SAW.:
"Allah tidak akan menerima (ibadah) seorang perem­puan hingga menutup auratnya dan Allah tidak akan menerima shalat seorang perempuan yang telah cukup umur hingga berkerudung kepala (berjilbab).(HR. Tabrani)

Dengan jilbab, barang berharga yang ada pada perempuan dapat terlindungi dan dengan jilbab perempuan berubah menjadi sosok manusia berwibawa, disegani dan tidak ada orang yang berani terang-terangan mengganggunya, kelemahan yang ada pada dirinya dapat terlindungi dengan pakaian taqwa itu.
Firman Allah SWT.:
"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan istri-istri orangmu'min hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal dan tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Ahzab: 59).

Ketentuan itu sudah diputuskan oleh Allah SWT. yang mesti dipenuhi oleh segenap muslimah. Ketaatan terhadap undang-undang Allah SWT. itu membuktikan komitmen perempuan terhadap Islam sebagai satu-satunya agama yang mereka yakini.
Islam mengatur masalah pakaian ini dengan sungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah karena pakaian bagi perempuan besar pengaruhnya. Jilbab itulah pakaian Islami, menyimpang dari ketentuan itu tidaklah dikatakan pakaian islami, karena banyak yang berpakaian yang mengatas namakam Islam, tetapi dalam pandangan Allah SWT. telanjang. Rasulullah SAW. Bersabda : "Tidak sedikit yang berpakaian di dunia, telanjang di akhiratnya". (HR. Bukhari).
Kenyataannya, masih banyak perempuan yang mengaku Islam tetapi berperilaku yang tidak mencerminkan Islam. Di sekolah-sekolah, perkantoran, di jalan-jalan, dan di tempat-tempat lainnya banyak kita temukan. Hal tersebut bukan saja mencemarkan nama baik Islam juga hal tersebut mengundang adzab Allah SWT.
Rasulullah SAW. bersabda:
"Siapa saja dari perempuan yang melepaskan (membuka) pakaian selain di rumahnya, maka Allah pasti merobek tirai kehormatan dari padanya". (HR.Ahmad dan Tabrani).

Karena dari perilaku-perilaku itulah timbul berbagai pelanggaran lainnya seperti pergaulan bebas, menjamurnya prostitusi, dan lain-lain. Perempuan semacam itu jangankan masuk surga, mencium baunya pun tidak akan merasakan.
5. Over make up
Bersolek adalah fitrah wanita. Namun bersolek secara berlebihan (over make up) saat hendak menemui calon pasangannya adalah bentuk tabarruj. Tabarruj diambil dari kata al-buruj yang berarti bangunan, benteng, istana atau menara yang menjulang tinggi. Wanita yang bertabarruj dia menampakkan tinggi-tinggi kecantikannya, sebagaimana istana atau menara yang menjulang tinggi.
Menurut Iman Bukhari, tabarruj adalah wanita yang memamerkan segala kecantikan yang dimilikinya. Menampakkan keelokan tubuh dan kecantikan wajahnya. Wanita Islam terlarang menampakkan keelokan wajahnya di depan yang bukan muhrim. Berhiaslah sewajarnya. Jika dia sudah menjadi istri nanti, silakan bersolek sepuasnya untuk kebahagiaan suami.


6. Parfum berlebihan
Di antara fitrah manusia adalah kecenderungan menyukai wewangian. Wewangian dapat membangkitkan rasa cinta, romantisme (kemesraan), dan gairah seks. Wewangian memberi kesan bersih, rapi dan anggun. Sebaliknya bau badan bukan hanya membuat perut mual, tapi juga memusingkan kepala. Aroma wewangian merangsang otak untuk berpikir jernih dan penuh semangat. Wewangian juga mampu memberi kesan rileks dan santai. Rasulullah SAW. Bersabda : "Diberikan kepadaku rasa cinta pada keduniaan, yaitu minyak wangi dan wanita, serta dijadikan shalat sebagai penyejuk jiwaku". (HR. Ahmad dan Nas'i).
Wewangian berbahaya jika digunakan wanita untuk di luar rumah. Untuk itu Islam melarang wanita memakai wewangian di luar rumah. Maksud wewangian yang dilarang di sini adalah wewangian yang harum semerbak yang dapat membangkitkan birahi laki-laki. Adapun parfum netral yang digunakan hanya untuk mencegah bau badan, itu tidak masalah.
Remaja yang tengah berpacaran umumnya menggunakan parfum yang berlebihan. Hal ini sangat rentan terhadap pelecehan seksual. Untuk itu bagi wanita muslim yang hendak menerima kunjungan silaturahmi calon pasangannya selain harus didampingi muhrim, juga terlarang menggunakan parfum yang menusuk hidung (merangsang).
Rasulullah SAW. bersabda:
"Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wangi itu, berarti dia telah berzina" (HR. Ahmad, Nasai, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Larangan ini tidak berlaku bagi laki-laki. Bahkan Rasulullah menganjurkan agar laki-laki memakai wewangian setiap hendak bepergian terutama hendak ke masjid.
7. Awas! Jaga jarak
Walaupun ditemani muhrim, namun jika jarak tempat duduk terlalu berdekatan, sangat rawan dari fitnah birahi. Ibarat magnit yang berlainan kutub, jika keduanya didekatkan dalam jarak yang sangat dekat akan saling menarik. Begitu pula dua lawan jenis manusia, keduanya akan tarik-menarik.
Terlebih lagi bagi yang imannya tipis, sangat rawan dari pelanggaran lainnya, seperti bersentuhan dan pandangan mata. Apalagi jika pertemuan sangat sering, maka dimungkinkan pelanggaran itu menjadi hal yang biasa.
Karena itu menjaga jarak menjadi hal yang penting dalam rangka memelihara keutuhan Silaturahmi dan kehormatan diri dari pasangan itu. Menjaga jarah untuk saat ini menjadi kewajiban apalagi jika silaturahmi dilakukan dalam rentang waktu lama dan cukup sering. Nanti setelah menikah jarak itu dengan sendirinya dapat dihilangkan mengingat di antara suami-istri tidak ada aurat apalagi jarak.
8. Kunjungan eksesif
Silaturahmi sebagai ungkapan rasa cinta dan rindu boleh-boleh saja selama mengikuti aturan Islam, namun jika dilakukan terlalu sering atau berlebihan (eksesif) tidak baik juga. Pertemuan yang terlalu sering menimbulkan kerawanan apalagi dilakukan di luar rumah. Apalagi hal itu dilakukan sebelum khitbah, justru menjadi jatuh pada pola pacaran yang diharamkan Islam. Sekalipun silaturahmi itu dilakukan bersama orang tua umpamanya, tapi jika terlalu sering akan menimbulkan kesan berlebihan.
9. Jangan saling mendahului
Dalam Islam terlarang seorang laki-laki mengkhitbah wanita yang sudah dikhitbah. Begitu pula seorang wanita yang telah dikhitbah tidak boleh menerima khitbah atau pinangan dari laki-laki lain. Khitbah seperti khiar dalam jual-beli, jika saat tawar menawar muncul seseorang yang menawar juga, akan muncul perselisihan. Cara seperti ini tidak dibenarkan dalam Islam.
Apalagi seorang wanita ibarat ladang, tidak layak sebuah ladang tapi digarap oleh dua orang. Akan muncul perselisihan dan hasilnya tidak maslahat. Karena itu pinanglah wanita yang memang masih sendirian.
Bagaimanakah memastikan seorang wanita itu mencintainya dalam kasus-kasus lainnya. Banyak cara memastikannya. Yang jelas, Islam melarang antar lawan jenis berdua menyepi (khalwat), Islam juga tidak mengenal pacaran. Bagaimana menghindari hal-hal seperti itu tapi tujuan cinta tercapai? Gunakan strategi di bawah Ini. Strategi ini bisa digunakan baik oleh laki-laki atau wanita. Dalam Islam wanita diperbolehkan mengungkapkan cinta terlebih dahulu sekalipun keumuman di masyarakat Indonesia, laki-lakilah yang biasanya harus lebih dulu. Strategi itu adalah:
1. Gunakan pihak ketiga (mak comblang)
Seorang penghubung cinta atau lebih dikenal dengan mak comblang sangat penting dalam proses menyatukan antara lawan jenis. Langkah ini diambil untuk menghindari khalwat (menyepi berdua) antarlawan jenis. Menggunakan pihak ketiga sebagai penghubung lebih selamat.
Penghubung berfungsi sebagai juru bicara terhadap pihak yang menjadi perhatian. Seorang penghubung bisa keluarga atau teman terdekat yang memiliki sifat amanah (dapat dipercaya). Penghubung tidak boleh berlainan jenis, artinya bagi seorang laki-laki, maka harus mengutus mak comblang itu seorang wanita dari keluarganya atau rekannya yang dapat dipercaya. Hal itu untuk menghindari khalwat. Sekalipun yang diutus bersamaan jenis, namun tidak boleh berbicara berdua, tapi harus dibarengi muhrimnya.
Pihak ketiga atau penghubung yang paling selamat adalah ustadz atau seseorang yang dihormati terutama oleh keluarga si gadis.
2. Berbicara langsung dengan orang tuanya atau anggota keluarga
Jika sudah mengenal keluarganya, maka sebaiknya menghubungi langsung mereka untuk klarifikasi apakah si dia sudah ada yang meminang atau belum. Jika belum, langkah berikutnya adalah mengutarakan maksud hati untuk mencintainya dan meminangnya suatu waktu (jika si gadis setuju). Jika malu berhadapan dengan orang tuanya untuk mengutarakan hal ini, dapat dilakukan pada anggota keluarganya yang lain baik adik atau kakaknya yang lebih dekat dengan Anda.
3. Kirim surat
Mengirim surat untuk sekedar menarik perhatian dan isinya lebih banyak ajakan untuk amar ma'ruf nahi munkar yang di antaranya ajakan untuk saling mencintai demi rumah tangga yang islami, tidaklah terlarang. Yang terlarang adalah isi surat itu ajakan untuk melakukan pembicaraan berdua yang mengarah ke khalwat atau ikhtilat. Isi surat ditulis dengan penuh kesopanan dan tidak mengandung rayuan gombal (kebohongan).
Selanjutnya menunggu respon si dia. Jika responnya negatif, maka segera mengirim surat permohonan maaf andaikata suratnya yang lalu menyinggung perasaannya seraya ucapkan terima kasih atas balasan suratnya dan setelah itu dianggap selesai. Tapi jika responnya positif, dalam arti dia setuju, maka idealnya langsung menghubungi keluarganya dan utarakan maksud itu.
4. Menghubungi via telepon
Jika ingin maksud cinta itu segera sampai, maka dapat menggunakan telepon. Berbicara via telepon tidak termasuk khalwat, asal tidak menjurus ke rayuan gombal atau menghindari kata-kata yang mengandung birahi. Pembicaraannya juga lebih singkat yaitu dengan prolog yang padat dan berisi kemudian utarakan maksud sesunggunya dengan berbagai alasan kenapa anda memilihnya untuk dijadikan pendamping hidup.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada