TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

02 August 2008

GENERASI MUDA ISLAM VS PERKEMBANGAN IPTEK

Oleh : Yasser Arafat AMP *)

Michael Hart dalam bukunya “100 Tokoh Berpengaruh”, menuliskan bahwa di dunia ini dari sekian milyar manusia hanya ada satu juta orang yang hebat. Dari satu juta yang hebat itu hanya ada dua puluh ribu orang yang luar biasa dan dari dua puluh ribu orang yang luar biasa, hanya ada satu tokoh yang paling dahsat pengaruhnya sampai masa sekarang dan ternyata the first dan the best is Muhammad, Nabinya Umat Islam.

Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemberani dan petarung sejati, sosok pemimpin yang mampu mempersatukan umat diseluruh dunia melalui agama Islam. Namun, dewasa ini kaum muslimin sepertinya kehilangan pemimpin yang diikuti karena penyamaan persepsi sedunia belum terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir ini, perbedaan pendapat yang diyakini sebagai rahmat oleh pemimpin-pemimpin Islam malah berbuah membingungkan pemeluknya sendiri, (contohnya, penetapan hari raya), sehingga tak heran jika ada yang menteorikan, kalau persatuan Umat Islam mustahil.

Ada banyak negara Islam, atau negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Tetapi tidak mampu menunjukkan ukhuwah Islamiyah. Terorisme yang mengusung nama Islam, malah membuat kekacauan di beberapa daerah yang nota bene penduduknya mayoritas Islam. Selain itu, antar negara Islam juga malah saling bertikai, seperti ramainya Timur Tengah selama ini. Masing-masing menonjolkan kelebihan dan kepentingan negaranya, sehingga sulit berkompromi. Menghadapi Israel yang hanya sebuah negara kecil selalu kalah, hingga sampai sekarang tanah yang dirampas Israel belum terkembalikan, seperti Palestina, negaranya Yasser Arafat.

Tahun ini, seluruh pengikut Muhammad SAW dari ujung utara Eropa, ujung selatan Afrika hingga ke ujung timur Indonesia harus bersatu. Betapa besar dan kuatnya, kumpulan sekian milyar orang yang sama-sama setia sekata, seide dan setujuan. Persatuan yang didambakan utamanya kebersamaan dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan serangan moral yang menjangkiti generasi muda Islam. Budaya mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba sudah masuk ke sekolah-sekolah, bacaan dan tayangan porno sudah dinikmati anak-anak, acara televisi setiap hari menampilkan kepura-puraan, disisi lain mesjid-mesjid kurang diminati lagi untuk dikunjungi. Generasi muda Islam, malah memilih pergi ke pasar-pasar, swalayan ketimbang ke masjid. Naudzu Billahi Mindzalik.

Bumi semakin tua. Umur dunia bisa diibaratkan seperti kakek renta yang menuju sekaratul maut. Generasi muda menjadi korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal, perkembangan tersebut pada dasarnya bermanfaat bagi kelangsungan hidup penduduk Indonesia, akan tetapi karena ketidaksadaran dari kita, perkembangan IPTEK tersebut disalahgunakan sehingga memberikan dampak negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Satu hal penting yang mesti diwaspadai dalam perkembangan IPTEK adalah serangan virus yang berasal dari media. Virus media yang paling potensial menyerang adalah televisi, handphone maupun VCD. Tayangan-tayangan yang berbau seks dan kekerasan yang merupakan menu utama acara-acara di televisi bisa saja menyerang kita tanpa disadari, sehingga lama-kelamaan akan tergoda untuk melakukannya.

Motifnya bisa beragam, mungkin awalnya sekedar iseng atau mencoba-coba, untuk bisa jadi motifnya ke arah penyaluran untuk memenuhi pencarian jati diri. Malah tak mustahil bila ada yang betul-betul terobsesi menjadi seperti pelakunya dalam tayangan tersebut.

Beberapa waktu lalu sempat mencuat sebuah kasus heboh di Bone berjudul “Kenangan Terindah” dan masih banyak kasus-kasus yang tak kalah hebohnya. Ironisnya, kebanyakan dari film seks Indonesia yang beredar, dilakoni oleh generasi muda khususnya pelajar. Film-film tersebut dengan rapinya masuk ke kantong-kantong saku generasi muda dan tersimpan pada memori handphone. Dalam benak generasi muda, mereka tidak mengenal urusan percaya atau tidak, yang ada adalah kesenangan, yang tentu saja semu. Akibatnya, pikiran generasi muda hanya untuk itu, sehingga akal pun diliputi rasa kepura-puraan.

Padahal, sebagai manusia, kita jangan berhenti untuk merawat dan menjaga akal agar tidak rusak oleh benda-benda haram. Generasi muda Islam harus terus memacu diri untuk terus belajar. Perkembangan IPTEK mestinya disikapi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT dan menggunakannya kesisi positif. Bukan ke hal yang negatif. Bukankah ahli pengembangan diri berpendapat: “Kita dilahirkan secerdas Einstein dan sepintar Newton”, sehingga sebenarnya tidak ada orang pintar dan orang bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah orang rajin dan malas. Jadi kita tidak akan terlindas dengan perkembangan IPTEK jika akan terus belajar dan tidak menyalahgunakan IPTEK tersebut. (Anabanua, 25 Agustus 2007)


*) Penulis adalah Pengurus Komite dan ICT Organizer SMA Negeri 1 Maniangpajo

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada