TULISAN DALAM BLOG INI, JUGA DAPAT DIBACA DI:

02 August 2008

MENJELAJAH KE NEGERI PURA-PURA, TELEVISI SEBAGAI GURU YANG MENYESATKAN

Oleh : Yasser Arafat AMP, S.Pd *)

Bumi semakin tua. Umur dunia bisa diibaratkan seperti kakek renta yang menuju sekaratul maut. Siswa telah menjadi korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padahal, perkembangan tersebut pada dasarnya bermanfaat bagi kelangsungan hidup penduduk Indonesia, akan tetapi karena ketidaksadaran dari kita, perkembangan IPTEK tersebut disalahgunakan sehingga memberikan dampak negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai manusia, kita jangan berhenti untuk merawat dan menjaga akal agar tidak rusak oleh benda-benda haram. Generasi muda Islam harus terus memacu diri untuk terus belajar. Perkembangan IPTEK mestinya disikapi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT dan menggunakannya kesisi positif. Bukan ke hal yang negatif. Bukankah ahli pengembangan diri berpendapat: “Kita dilahirkan secerdas Einstein dan sepintar Newton”, sehingga sebenarnya tidak ada orang pintar dan orang bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah orang rajin dan malas. Jadi kita tidak akan terlindas dengan perkembangan IPTEK jika akan terus belajar dan tidak menyalahgunakan IPTEK tersebut.

Selanjutnya, sekitar 1400 tahun yang silam, Confusius mengemukakan bahwa “Ni Ching Ni Wanci, Ni Khan Ni Siang, Ni Kunco Ni Cheto” yang jika diterjemahkan bebas berarti “Kamu dengar dengan kamu lupa, kamu lihat kamu ingat, kamu kerjakan kamu paham” hal tersebut senada dengan sebuah penelitian bahwa kemampuan daya serap manusia, 2,5% dari pengecapan, 3,5% dari perabaan, 1% dari penciuman, 11% dari pendengaran, 82% dari penglihatan.

Namun, disadari atau tidak, kini kita tengah berada didunia kepura-puraan. Ironisnya, kita terkadang percaya pada kepura-puraan itu. Saban hari masyarakat kita disuguhi 80% tontonan televisi yang berisi kepura-puraan bahkan kebohongan dan gosip. Film-film atau sinetron-sinetron yang masyarakat pergoki tiap hari menawarkan berbagai kepura-puraan yang sangat ironi. Begitu pula iklan-iklan yang menawakan penyembuhan tuntas dan gaya hidup “WAH” dengan klip yang bebas moral, juga sarat kepura-puraan.

Sebagaimana kita ketahui, hiburan televisi kian banyak pilihan. Sejumlah perusahaan televisi swasta yang telah mengantongi izin operasional, menyiarkan acara-acara yang kian hot dari hari kehari. Dari mulai tayangan seputar kisah-kisah kehidupan salebritis, kisah hubungan privasi suami-isteri, film-film vulgar barat, ditambah goyangan hot dangdut Inul dan para pengikutnya.

Adegan-adegan vulgar itu misalnya pada klip penyanyi Britney Spears. Shakira juga menampilkan adegan tak kalah erotisnya. Dalam klipnya, dengan busana minim penyanyi wanita itu meliuk-liukkan tubuhnya. Daren Hayes lewat klip lagu Insatiable, lebih vulgar lagi. Klip ini memperlihatkan adegan hubungan suami-isteri yang cukup vulgar. Ironisnya lagi dari angket yang disebarkan penulis menunjukkan 100% responden pernah menonton adegan seperti itu.

Akbar S. Ahmad, seorang sosiolog mengemukakan bahwa media televisi dizaman modern telah menumbuhkan gejala pemujaan tubuh dan personifikasi gaya hidup baru. Televisi lewat berbagai menu acaranya telah membius remaja akan pentingnya penampilan tampak muda. Menjadi tua merupakan dosa tak termaafkan. Mereka harus sensual, anggun, aktraktif dan berpakaian mutakhir. Remaja tidak boleh buruk nafas, berjerawat apalagi bau badan. Sementara itu, Aldous Hukley, seorang pengarang fiksi ilmiah terkemuka pernah meramalkan ihwal kehancuran spiritual (iman) akibat gencarnya tayangan kepura-puraan televisi. Bahkan ia menyebut televisi sebagai musuh berwajah ramah.

Menyikapi dua pendapat tersebut, sepantasnyalah kita berhati-hati dengan kotak sihir yang ditemukan oleh John Logie Baird ini.


*) Penulis adalah Pengurus Komite dan ICT Organizer SMA Negeri 1 Maniangpajo

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda !!!

Massappa Werekkada